Jumat, 10 April 2015

Pengertian Pedagogik


A.  Arti dan Makna Pedagogik
Dalam Syaripudin (2010: 1), disebutkan bahwa istilah pedagogik (bahasa Belanda: paedagogiek, bahasa Inggris: pedagogy) berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani kuno, yaitu paedos yang berarti anak dan agogos yang berarti mengantar, membimbing, atau memimpin. Secara historis, istilah pedagogik bermula dari istilah paedagogos yang berarti seorang pelayan atau pembantu pada zaman Yunani kuno, yang bertugas mengantar jemput anak-anak majikannya ke sekolah serta membimbing atau memimpin anak-anak majikannya di rumah. Pada zaman tersebut di Yunani, sebagian besar pendidikan diserahkan kepada paedagogos atau pelayan. Menurut Hoogveld (Sadulloh, 2010), pedagogik adalah ilmu yang mempelajari masalah membimbing anak ke arah tujuan hidup tertentu, yaitu supaya ia kelak “mampu secara mandiri menyelesaikan tugas hidupnya”. Sementara itu, Langeveld (Sadulloh, 2010) membedakan istilah “pedagogik” dengan istilah “pedagogi”. Pedagogik diartikan dengan ilmu mendidik, lebih menitikberatkan kepada pemikiran, perenungan tentang pendidikan. Suatu pemikiran bagaimana kita membimbing anak, mendidik anak. Sedangkan istilah pedagogi berarti pendidikan, yang lebih menekankan kepada praktik, menyangkut kegiatan mendidik, kegiatan membimbing anak. Lebih lanjut, Sadulloh dkk. (2010) mendefinisikan pedagogik sebagai suatu teori dan kajian yang secara teliti, kritis, dan objektif mengembangkan konsep-konsepnya mengenai hakikat manusia, hakikat anak, hakikat tujuan pendidikan serta hakikat proses pendidikan. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa pedagogik merupakan suatu ilmu yang mengkaji mengenai pendidikan anak, baik dari segi hakikat anak, hakikat pendidikan, cara mendidik anak, situasi pendidikan, serta hal-hal lain yang berkaitan dengan pendidikan anak.
Dalam Syaripudin & Kurniasih (2010: 3), makna istilah pedagogik dapat dipandang dari dua sudut pandang, yaitu dari pengertian pendidikan secara luas dan dari pengertian pendidikan dalam tinjauan pedagogik. Apabila kita mengacu pada pengertian pendidikan dalam arti luas, pedagogik adalah ilmu pendidikan anak (Syaripudin & Kurniasih, 2010: 5). Sedangkan apabila kita mengacu kepada pengertian pendidikan menurut tinjauan pedagogik, maka pernyataan “pedagogik adalah ilmu pendidikan anak” sama maknanya dengan “pedagogik adalah ilmu pendidikan”.
B. Alasan Guru Perlu Memahami Landasan Pedagogik
Menurut Syaripudin & Kurniasih (2010: 11), tedapat empat macam kegunaan pedagogik bagi para pendidik, yaitu:
1)      Pedagogik berguna bagi pendidik dalam rangka memahami fenomena pendidikan, situasi pendidikan secara sistematis
2)      Pedagogik berguna dalam rangka memberikan petunjuk tentang apa yang seharusnya dilaksanakan oleh pendidik
3)      Pedagogik berguna bagi pendidik dalam rangka menghindari terjadinya kesalahan-kesalahan dalam praktek mendidik anak
4)      Pedagogik berguna untuk mengenal diri sendiri dan melakukan koreksi diri demi menyempurnakan diri sendiri.
Sedangkan dalam Sadulloh (2010, 24), disebutkan bahwa ilmu pendidikan harus dipelajari, karena yang akan dihadapi adalah manusia, menyangkut nasib kehidupan dan hidup manusia, akan menyangkut harkat derajat manusia serta hak asasinya. Perbuatan mendidik bukan perbuatan yang sembrono, melainkan suatu perbuatan yang harus betul-betul disadari dalam rangka membimbing anak kepada suatu tujuan yang akan dituju. Ilmu pendidikan sebagai teori perlu dipelajari karena akan memberi beberapa manfaat, diantaranya:
1)      Dapat dijadikan sebagai pedoman untuk mengetahui arah serta tujuan mana yang akan dicapai
2)      Untuk menghindari atau sekurang-kurangnya mengurangi kesalahan-kesalahan dalam praktik, karena dengan memahami teori pendidikan, seseorang akan mengetahui mana yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan, walaupun teori tersebut bukan suatu resep yang jitu.
3)      Dapat dijadikan sebagai tolok ukur, sampai dimana seseorang telah berhasil melaksanakan tugas dalam pendidikan.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa seorang guru perlu memahami landasan pedagogik karena pedagogic dapat menjadi pedoman untuk mengetahui arah dan tujuan, pedagogic dapat menjadi petunjuk tentang apa yang seharusnya dilakukan dalam pendidikan, guru dapatmemahami fenomena dan situasi pendidikan, guru dapat menghindari kesalahan-kesalahan dalam praktik pendidikan, dan pedagogik dapat membantu proses evaluasi pendidikan (menjadi tolok ukur sejauh mana pencapaian pendidikan serta mengoreksi praktik pendidikan).
C. Pedagogik Sebagai Ilmu Otonom
Dalam Robandi dkk. (2014: 56) disebutkan bahwa suatu disiplin dapat dikatagorikan sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri (otonom) apabila memenuhi tiga persyaratan, yaitu memiliki objek material dan objek formal, memiliki sistematika yang jelas dan memiliki metode yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Pendapat tersebut sejalan dengan yang dikemukakan Suriasumantri (2010: 105) bahwa setiap jenis pengetahuan mempunyai ciri-ciri yang spesifik mengenai apa (ontologi), bagaimana (epistemologi), dan untuk apa (aksiologi) pengetahuan tersebut disusun. Ketiga landasan ini saling berkaitan; jadi ontologi ilmu terkait dengan epistemology ilmu dan epistemologi ilmu terkait dengan aksiologi ilmu dan seterusnya. Jadi kalau kita ingin membicarakan epistemologi ilmu, maka hal ini harus dikaitkan dengan ontology dan aksiologi ilmu.
Sementara itu, Van Melsen (Lubis, 2014: 68) mengemukakan ciri-ciri pengetahuan ilmiah sebagai berikut:
1)      Metodis, artinya memiliki metode (logis dan koheren) sebagai dasar pembenaran (justifikasi) teorinya.
2)      Memiliki sistem (sistematis).
3)      Universal (berlaku dimana saja).
4)      Objektif/intersubjektif.
5)      Progresif (dinamis, teori bersifat tentatif).
6)      Dapat digunakan (ada kaitan antara teori dengan praktik).
7)      Tanpa pamrih (prinsip ilmu demi ilmu), tidak mencari keuntungan.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa pedagogik termasuk ke dalam suatu disiplin ilmu karena memiliki kriteria-kriteria tertentu yang menjadikannya sebuah ilmu otonom, adapun kriteria-kriteria tersebut adalah sebagai berikut:
1)      Memiliki Objek Studi
Menurut Robandi dkk. (2014: 51), objek studi ilmu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu objek material dan objek formal. Objek material suatu ilmu ialah materi yang menunjukan bahan ilmu tersebut. Pada dasarnya terdapat dua kelompok yang menjadi bahan atau materi ilmu, yaitu alam yang melahirkan ilmu-ilmu kealaman (natural sciences) dan manusia yang melahirkan ilmu-ilmu sosial (social sciences). Objek material pedagogik adalah manusia karena pedagogik termasuk ke dalam ilmu-ilmu sosial. Sedangkan objek formal ilmu ialah bentuk yang menjadikan ilmu tersebut berdiri sendiri (otonom) yang khas dan membedakan ilmu tersebut dengan ilmu lain. Objek formal pedagogik adalah situasi pendidikan (Langeveld dalam Robandi dkk., 2014: 58).
2)      Memiliki Metode
Metode adalah cara memperoleh pengetahuan. Metode yang digunakan dalam pedagogik adalah metode kuantitatif, kualitatif, dan menggabungkan keduanya. Yang tergolong metode penelitian kualitatif antara lain metode fenomenologi, hermeneutika, dan etnometodologi, sedangkan yang tergolong metode penelitian kuantitatif antara lain metode eksperimen, metode kuasi eksperimen, metode korelasional, dan sebagainya.
3)      Keterpaduan Hasil Studi Pedagogik (Sistematis)
Hasil penelitian ilmiah yang dilakukan para ilmuwan pedagogik dalam rentang waktu yang cukup panjang telah membangun suatu bangunan pengetahuan yang sistematis. Contoh: Melalui studi terhadap fenomena pendidikan dengan menggunakan metode fenomenologi, M.J. Langeveld telah berhasil membangun teori pendidikan anak (pedagogik teoretis) yang berisikan berbagai konsep esensial yang saling berhubungan secara terpadu, sehingga memberikan kejelasan pemahaman mengenai makna pendidikan anak sebagai suatu tindakan/perbuatan insani yang tidak mekanistik (Syaripudin & Kurniasih, 2010: 21).
4)      Memiliki Kegunaan/Fungsi
Secara umum, ilmu memiliki tiga fungsi, yaitu menjelaskan, memprediksi, dan mengontrol (Robandi dkk., 2014: 54). Begitupun pula dengan pedagogik. Pedagogik pun memiliki fungsi menjelaskan, memprediksi, dan mengontrol. Penggambaran atau penjelasan mengenai pendidikan anak sebagai suatu hasil studi dalam pedagogik mengimplikasikan bahwa pedagogic akan dapat memberikan prediksi-prediksi tertentu tentang apa yang mungkin terjadi dalam rangka pendidikan anak. Berdasarkan prediksi-prediksi seperti dijelaskan di atas, maka dengan pedagogik kita akan dapat melakukan kontrol (pengendalian) agar sesuatu yang baik/yang diharapkan berkenaan dengan pendidikan anak dapat terjadi, sedangkan sesuatu yang tidak baik/yang tidak diharapkan yang berkenaan dengan pendidikan anak tidak terjadi (Syaripudin & Kurniasih, 2010: 22).

DAFTAR PUSTAKA
Lubis, A.Y. (2014). Filsafat Ilmu: Klasik hingga Kontemporer. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Robandi, B. dkk. (2014). Landasan Pendidikan. Bandung: Departemen Pedagogik FIP UPI.
Sadulloh, U. dkk.(2010). Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: Alfabeta.
Suriasumantri, J.S. (2010). Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Syaripudin, T. & Kurniasih.(2010). Pedagogik Teoritis Sistematis.Bandung: Percikan Ilmu.
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar