Pada saat masih kecil, gue sudah
disodorkan dengan buku-buku wayang. Hanya dua sih. Yang pertama jadul banget,
judulnya “PANDAWA LILIMA”. Buku ini bercover biru dengan gambar para tokoh
pandawa dalam bentuk wayang golek. Kalau tidak salah, bukunya sendiri berbahasa
Sunda. Isinya tentang daftar tokoh Pandawa dan Kurawa dengan karakter
masing-masing. Gue yang dahulu lebih suka gambar daripada kata, hanya mengamati
gambar-gambarnya yang berbentuk wayang golek tersebut. Sementara kisah mengenai
tokohnya masing-masing aku simak dari ayah dan bibi gue. Buku yang satu lagi
berjudul “BUNGA DI PADANG KURUSETRA”. Buku ini adalah buku cerita tentang kisah
Perang Baratayudha. Covernya berwarna merah dengan gambar Arjuna di samping
jasad Karna yang telah tertusuk panah. Buku ini berbahasa Indonesia. Memang,
hingga saat kini gue belum membaca buku itu secara utuh. Paling hanya melihat
gambar-gambarnya saja. Ada gambar Gatotkaca kalau tidak salah di dalamnya.
Makluum anak-anak suka malas baca, lebih tertarik pada gambar. Dulu pun gue
belum ngeh, kalau Perang Baratayudha
merupakah bagian dari kisah Mahabarata. Aku kira buku “BUNGA DI PADANG
KURUSETRA” itu hanya dongeng biasa. “Itu Arjuna sama Adipati Karna tau,” kata
Ayah ketika kebetulan gue tengah melihat-lihat buku itu. “Ooh… Kenapa yang jadi
cover depannya mereka?” tanya Hana Kecil. Dari sanalah ayah menjelaskan bahwa
Karna bukanlah tokoh yang biasa saja di Kisah Mahabarata. Malah bisa dibilang
Karna itu tokoh utamanya. Gue kan dulu hanya mempelajari tokoh-tokoh Pandawa,
jadi belum begitu mengenai tokoh Kurawa seperti Karna. Akhirnya gue paham bahwa
Karna adalah anak yang terbuang, yang tidak diakui oleh Dewi Kunti maupun
Pandawa dan akhirnya memihak pada Kurawa. Sampai akhirnya, tokoh wayang yang
paling gue sukai adalah Adipati Karna. gue memang cenderung memihak pada tokoh-tokoh
yang terbuang, huhu. Di kehidupan gue sendiri, gue suka mengait-ngaitkan tokoh
Mahabarata dengan tokoh di dalam kehidupan gue. Gini nih jadinya:
Yudhistira/Puntadewa = Ayah
Perbandingan:
-
Sama-sama anak pertama.
-
Sama-sama baik, sabar, pemaaf, bijaksana.
-
Sama-sama pemimpin.
Udah cuma segitu doang? Yaelaaah….Cuma gitu aja dibilang
sama, wkwkwk….
Dewi Kunti Nalibrata = Enin
Perbandingan:
-
Sama-sama ibu yang anak-anaknya sukses
(aamiin….).
-
Sama-sama keibuan (ya iyalah namanya juga
ibu-ibu).
-
Sama-sama janda yang ditinggal mati suaminya.
-
Sama-sama punya suami hebat.
-
Namanya mirip. Kalo di Mahabarata Kunti, kalo di
kehidupan nyata Kanti. Hahaha.
Alm.
Abah Husen sama Enin Kunti.
Gimana, udah kayak Pandu sama Dewi Kuntinalibrata belum? Hahaha
Kalau
yang ini, Pandunya mirip Kabayan apa Benyamin yaa? Wkwkwk
Dewi Drupadi = Mama
Perbandingan:
-
Sama-sama cantik (yaiyalah namanya juga wanita).
-
Sama-sama anak pertama.
-
Sama-sama punya suami yang baeeek banget dan
anak pertama juga.
Maksa banget yah, hahaha. Biarin
ah, kapan lagi disamain sama tokoh terkenal, hahaha.
Drupadi
dalam Serial Mahabarata
Drupadi
dalam Serial Kehidupan Gue (a.k.a. Mama gue)
Udah
mirip Yudhistira sama Drupadi belum?
Bima = Paman
Perbandingan:
-
Sama-sama anak kedua (tapi kalo paman,
seharusnya anak ketiga, tapi jadi yang kedua karena yang keduanya meninggal
saat masih bayi).
-
Sama-sama humoris.
-
Sama-sama tinggi besar.
-
Sama-sama kuat.
-
Namanya mirip. Kalo tokoh Mahabarata: Bima. Kalo
paman: R. Ibrahim (ada B, A, I, M). hahaha.
Srikandi = Bibi
Perbandingan:
-
Sama-sama cerdas.
-
Sama-sama bernama Sri. Kalau di Mahabarata:
Srikandi. Kalau bibi: Sri Budhiati -_-
-
Sama-sama wanita muda banget lah pokoknya.
Dikit banget perbandingannya -_-
Wayang
Srikandi lengkap dengan anak panahnya
Gue = Dipati Karna
Perbandingan:
-
Sama-sama anak pertama
-
Sama-sama terbuang
-
Sama-sama dianaktirikan
-
Sama-sama jadi korban pilih kasih
-
Sama-sama cerdas, tapi tertindas
-
Sama-sama ngga enakan orangnya
-
Sama-sama menjunjung tinggi nilai-nilai
kebenaran
-
Sama-sama bernama akhiran ‘na’. Di Mahabarata: Karna.
Gue: Hana. Kalau dipanggil sama-sama ‘na’ kan?
Hadooh yang ini galau banget yaa.
Sebenarnya ga terbuang juga sih, tapi dulu pas kecil gue paling sering ngambek
gara-gara itu, hahaha.
Yah itulah sekilas gue narsis
dikit, mumpung sekarang ini serial Mahabarata versi India lagi booming-boomingnya. Apa? Sengkuni? Duryudhana? Gada deh tokoh jahat dalam
keluarga gue, hehe. Oh iya , Arjuna lupa ya… Bingung, abis keluarga gue yang
bapak-bapak ganteng semua, hahaha. Kalau Resi Bisma mungkin Kakek Buyut gue, walaupun
kemiripannya cuma sama-sama lelaki jantan aja. Oke deh, mohon maaf atas segala
kekhilafan. Wassalam.
Tambahan: Alm. Uyut Suparja a.k.a. Bisma
Mirip ototnya dikit kali yah?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar