a. Perbandingan Filsafat, Ilmu, dan Agama
Persamaan
-
Baik filsafat, ilmu, maupun agama
merupakan jenis-jenis pengetahuan.
-
Baik filsafat, ilmu, maupun agama
bertujuan untuk memperoleh kebenaran.
-
Baik filsafat, ilmu, maupun agama
bersifat normatif atau preskriptif atau menunjukkan tentang apa yang
dicita-citakan atau apa yang seharusnya.
-
Baik filsafat, ilmu, maupun agama
hasilnya dapat disajikan secara tematik sistematis dalam bentuk naratif (uraian
lisan/tertulis) atau profetik (dialog/tanya jawab lisan/tertulis).
Perbedaan
Apabila dituangkan dalam bentuk tabel,
perbedaan antara filsafat, ilmu, dan agama adalah sebagai berikut:
Aspek
|
Filsafat
|
Ilmu
|
Agama
|
Sumber
|
Pemikiran
kritis manusia
|
Pemikiran
kritis manusia dan pengamatan empiris
|
Wahyu
|
Objek
Kajian
|
Segala
sesuatu (metafisika, epistelomologi, aksiologi)
|
Objek
tertentu (baik material maupun formal)
|
Sistem
credo (tata keimanan)
|
Proses
Studi
|
- Dimulai
dengan ketakjuban, ketidakpuasan, keraguan
- Sinoptik
(merangkum keseluruhan)
|
- Dimulai
dengan rasa ingin tahu
- Analitik
(menguraikan bagian tertentu)
|
- Dimulai
dengan keimanan
- Sinoptik
(merangkum keseluruhan)
|
Metode
|
Metode
rasional
|
Metode
rasional
|
Percaya
|
Kriteria
|
Rasional
|
Rasional-empiris
|
Rasa,
iman, logis, kadang empiris
|
Sifat
kebenaran
|
Subjektif
paralelistik (benar menurut penganutnya masing-masing)
|
Objektif
(benar berdasarkan objek kajiannya)
|
Imperatif
(mewajibkan) dan mutlak
|
b. Peranan Filsafat, Ilmu, dan
Agama dalam Pendidikan
1) Filsafat
berperan sebagai mother of science
(induk ilmu pengetahuan). Filsafat juga berperan sebagai peneratas ilmu
(Suriasumantri, 2009: 22). Dalam memecahkan masalah pendidikan, filsafat dapat
berperan sebagai proses berpikir kritis untuk memecahkan masalah tersebut.
Berbagai aliran yang terdapat dalam filsafat juga dapat dijadikan titik tolak
untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan tersebut. Seperti yang dikemukakan
oleh Syaripudin dan Kurniasih (2008: 32), beberapa manfaat filsafat bagi
kehidupan praktis diantaranya: filsafat memberikan konsep-konsep dasar dan
menunjukkan arah tujuan, filsafat membawa kita kepada pemahaman dan tindakan
praktis, filsafat mengembangkan sikap kritis dan kemandirian intelektual, dan
filsafat mengembangkan sikap toleransi. Berdasarkan beberapa manfaat tersebut,
dapat disimpulkan bahwa filsafat merupakan landasan bagi praktik pendidikan dan dapat membantu memecahkan masalah pendidikan
yang ada dalam kehidupan praktis.
2) Ilmu
secara umum memiliki tiga fungsi, yaitu menjelaskan, memprediksi, dan
mengontrol. Apabila terjadi masalah-masalah dalam pendidikan, ilmu dapat
menjelaskan sebab masalah tersebut dan
akhirnya dicari solusinya. Bersumber dari masalah tersebut pun, ilmu dapat
memprediksi apa yang akan terjadi. Selanjutnya ilmu dapat mengontrol agar
masalah tersebut tidak lagi terjadi. Di dalam ilmu pun terdapat prosedur metode
ilmiah yang digunakan dalam penelitian untuk memecahkan masalah. Suriasumantri
(Robandi dkk., 2014: 53) menjelaskan langkah-langkah ilmiah sebagai berikut:
perumusan ilmiah, penyusunan kerangka berpikir, perumusan hipotesis, pengujian
hipotesis, dan penarikan kesimpulan.Selain itu, praktik pendidikan yang melibatkan berbagai komponen perlu dilandasi oleh beberapa disiplin ilmu seperti psikologi, sosiologi, antropologi, dan sebagainya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ilmu dapat menjadi salah satu landasan pendidikan ditinjau dari beberapa disiplin ilmu serta dapat memberikan manfaat berupa solusi dalam mengatasi masalah pendidikan.
3) Agama
berisi mengenai keseluruhan pedoman untuk menjalani kehidupan baik di dunia
maupun akhirat. Begitupun pula dengan pendidikan yang merupakan salah satu
aspek dari kehidupan. Apabila terjadi masalah dalam pendidikan, agama pun
menyediakan ketentuan-ketentuan apa yang seharusnya dilakukan untuk memecahkan
masalah tersebut. Selain itu, agama berisi mengenai ajaran-ajaran moral dan kebaikan, sedangkan pendidikan sendiri bersifat normatif atau dilaksanakan berdasarkan norma-norma yang berlaku. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa agama dapat menjadi landasan bagi pendidikan dalam hal menyediakan nilai-nilai moral dan kebaikan. Agama pun dapat menjadi benteng yang memproteksi pelaksanaan pendidikan dari hal-hal yang bertentangan dengan norma.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dipahami
bahwa baik filsafat, ilmu, maupun agama memiliki kesamaan peran dalam pendidikan yaitu sebagai landasan pendidikan dan dapat memecahkan masalah
pendidikan. Salah satu contoh masalah pendidikan yang sedang menjadi hot issue saat ini adalah penyalahgunaan
narkoba oleh salah seorang guru besar di sebuah universitas negeri. Filsafat,
ilmu, dan agama dapat membantu memecahkan permasalahan tersebut. Dengan
filsafat, kita mengkaji secara mendalam dan kritis faktor-faktor penyebab
penyalahgunaan narkoba oleh professor tersebut. Dengan ilmu, kita menggunakan
prosedur ilmiah untuk melakukan penelitian terhadap kasus tersebut. Dengan
agama, kita mengkaji kasus tersebut melalui ajaran-ajaran yang terdapat dalam
agama beserta solusinya.
DAFTAR PUSTAKA
Robandi, B. dkk. (2014). Landasan Pendidikan. Bandung: Jurusan Pedagogik FIP UPI.
Suriasumantri,
J.S. (2009). Filsafat Ilmu: Sebuah
Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Syaripudin,
T. & Kurniasih. (2008). Pengantar
Filsafat Pendidikan. Bandung: Percikan Ilmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar