Jumat, 10 April 2015

Filsafat, Ilmu dan Agama


a.      Perbandingan Filsafat, Ilmu, dan Agama
Persamaan
-         Baik filsafat, ilmu, maupun agama merupakan jenis-jenis pengetahuan.
-         Baik filsafat, ilmu, maupun agama bertujuan untuk memperoleh kebenaran.
-         Baik filsafat, ilmu, maupun agama bersifat normatif atau preskriptif atau menunjukkan tentang apa yang dicita-citakan atau apa yang seharusnya.
-         Baik filsafat, ilmu, maupun agama hasilnya dapat disajikan secara tematik sistematis dalam bentuk naratif (uraian lisan/tertulis) atau profetik (dialog/tanya jawab lisan/tertulis).
Perbedaan
Apabila dituangkan dalam bentuk tabel, perbedaan antara filsafat, ilmu, dan agama adalah sebagai berikut:
Aspek
Filsafat
Ilmu
Agama
Sumber
Pemikiran kritis manusia
Pemikiran kritis manusia dan pengamatan empiris
Wahyu
Objek Kajian
Segala sesuatu (metafisika, epistelomologi, aksiologi)
Objek tertentu (baik material maupun formal)
Sistem credo (tata keimanan)
Proses Studi
-      Dimulai dengan ketakjuban, ketidakpuasan, keraguan
-      Sinoptik (merangkum keseluruhan)
-      Dimulai dengan rasa ingin tahu
-      Analitik (menguraikan bagian tertentu)

-   Dimulai dengan keimanan
-   Sinoptik (merangkum keseluruhan)
Metode
Metode rasional
Metode rasional
Percaya
Kriteria
Rasional
Rasional-empiris
Rasa, iman, logis, kadang empiris
Sifat kebenaran
Subjektif paralelistik (benar menurut penganutnya masing-masing)
Objektif (benar berdasarkan objek kajiannya)
Imperatif (mewajibkan) dan mutlak

b. Peranan Filsafat, Ilmu, dan Agama dalam Pendidikan
1)      Filsafat berperan sebagai mother of science (induk ilmu pengetahuan). Filsafat juga berperan sebagai peneratas ilmu (Suriasumantri, 2009: 22). Dalam memecahkan masalah pendidikan, filsafat dapat berperan sebagai proses berpikir kritis untuk memecahkan masalah tersebut. Berbagai aliran yang terdapat dalam filsafat juga dapat dijadikan titik tolak untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh Syaripudin dan Kurniasih (2008: 32), beberapa manfaat filsafat bagi kehidupan praktis diantaranya: filsafat memberikan konsep-konsep dasar dan menunjukkan arah tujuan, filsafat membawa kita kepada pemahaman dan tindakan praktis, filsafat mengembangkan sikap kritis dan kemandirian intelektual, dan filsafat mengembangkan sikap toleransi. Berdasarkan beberapa manfaat tersebut, dapat disimpulkan bahwa filsafat merupakan landasan bagi praktik pendidikan dan dapat membantu memecahkan masalah pendidikan yang ada dalam kehidupan praktis.
2)      Ilmu secara umum memiliki tiga fungsi, yaitu menjelaskan, memprediksi, dan mengontrol. Apabila terjadi masalah-masalah dalam pendidikan, ilmu dapat menjelaskan sebab  masalah tersebut dan akhirnya dicari solusinya. Bersumber dari masalah tersebut pun, ilmu dapat memprediksi apa yang akan terjadi. Selanjutnya ilmu dapat mengontrol agar masalah tersebut tidak lagi terjadi. Di dalam ilmu pun terdapat prosedur metode ilmiah yang digunakan dalam penelitian untuk memecahkan masalah. Suriasumantri (Robandi dkk., 2014: 53) menjelaskan langkah-langkah ilmiah sebagai berikut: perumusan ilmiah, penyusunan kerangka berpikir, perumusan hipotesis, pengujian hipotesis, dan penarikan kesimpulan.Selain itu, praktik pendidikan yang melibatkan berbagai komponen perlu dilandasi oleh beberapa disiplin ilmu seperti psikologi, sosiologi, antropologi, dan sebagainya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ilmu dapat menjadi salah satu landasan pendidikan ditinjau dari beberapa disiplin ilmu serta dapat memberikan manfaat berupa solusi dalam mengatasi masalah pendidikan.
3)      Agama berisi mengenai keseluruhan pedoman untuk menjalani kehidupan baik di dunia maupun akhirat. Begitupun pula dengan pendidikan yang merupakan salah satu aspek dari kehidupan. Apabila terjadi masalah dalam pendidikan, agama pun menyediakan ketentuan-ketentuan apa yang seharusnya dilakukan untuk memecahkan masalah tersebut. Selain itu, agama berisi mengenai ajaran-ajaran moral dan kebaikan, sedangkan pendidikan sendiri bersifat normatif atau dilaksanakan berdasarkan norma-norma yang berlaku. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa agama dapat menjadi landasan bagi pendidikan dalam hal menyediakan nilai-nilai moral dan kebaikan. Agama pun dapat menjadi benteng yang memproteksi pelaksanaan pendidikan dari hal-hal yang bertentangan dengan norma.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa baik filsafat, ilmu, maupun agama memiliki kesamaan peran dalam pendidikan yaitu sebagai landasan pendidikan dan dapat memecahkan masalah pendidikan. Salah satu contoh masalah pendidikan yang sedang menjadi hot issue saat ini adalah penyalahgunaan narkoba oleh salah seorang guru besar di sebuah universitas negeri. Filsafat, ilmu, dan agama dapat membantu memecahkan permasalahan tersebut. Dengan filsafat, kita mengkaji secara mendalam dan kritis faktor-faktor penyebab penyalahgunaan narkoba oleh professor tersebut. Dengan ilmu, kita menggunakan prosedur ilmiah untuk melakukan penelitian terhadap kasus tersebut. Dengan agama, kita mengkaji kasus tersebut melalui ajaran-ajaran yang terdapat dalam agama beserta solusinya. 


DAFTAR PUSTAKA
Robandi, B. dkk. (2014). Landasan Pendidikan. Bandung: Jurusan Pedagogik FIP UPI.
Suriasumantri, J.S. (2009). Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Syaripudin, T. & Kurniasih. (2008). Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Percikan Ilmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar