a. Lingkungan Alam
Dalam Sadulloh dkk.
(2010: 95) disebutkan bahwa lingkungan fisik adalah lingkungan alam di sekitar
anak seperti tumbuh-tumbuhan, hewan, keadaan tanah, keadaan iklim, rumah, jenis
makanan, benda gas, benda cair, dan juga benda padat. Lingkungan ini dapat
membatasi dalam pelaksanaan pendidikan, misalnya penyelenggaraan pendidikan
dalam gedung yang baik (permanen), akan sangat berlainan dengan pelaksanaan
pendidikan pada gedung yang beratapkan rumbia dan berlantaikan tanah. Sedangkan
menurut Purwanto (2009: 72), lingkungan alam atau luar ialah segala sesuatu
yang ada dalam dunia ini yang bukan manusia, seperti rumah, tumbuh-tumbuhan,
air, iklim, dan hewan.
Dalam mengembangkan
kepribadian anak, orang yang lebih dewasa (pendidik) dapat mengkondisikan
lingkungan alam/fisik untuk dapat menunjang perkembangan anak untuk mencapai
tujuan pendidikan, yaitu kedewasaan. Contohnya dalam pembelajaran, seorang
pendidik dapat memanfaatkan sumber daya alam yang terdapat di lingkungan fisik
menjadi sumber pembelajaran bagi peserta didik.
b. Lingkungan Sosial
Dalam Sadulloh dkk.
(2010: 95), lingkungan sosial berbentuk hubungan antarmanusia, merupakan
lingkungan berwujud manusia dan hubungannya dengan atau antarmanusia di sekitar
anak. Termasuk di dalamnya adalah: sikap dan tingkah laku antarmanusia, tingkah
laku ayah/ibu serta situasi hubungan di antara keduanya, hubungan antara sesame
keluarga, sesama tetangga. Di sekolah bagaimana suasana hubungan antara guru,
kepala sekolah, tenaga administrasi, bagaimana suasana sekolah pada umumnya,
hubungan antarsesama siswa, hubungan siswa dengan guru, dan sebagainya. Sedangkan
menurut Purwanto (2009: 72), lingkungan sosial ialah semua orang atau manusia
lain yang kita terima secara langsung dan ada yang tidak langsung. Pengaruh
secara langsung, misalnya, dalam pergaulan sehari-hari dengan orang lain,
dengan keluarga kita, teman-teman kita, kawan sekolah, kawan sepekerjaan, dan
sebagainya. Yang tidak langsung, melalui radio, televisi, dengan membaca
buku-buku, majalah-majalah, surat-surat kabar, dan sebagainya, dan dengan
berbagai cara yang lain. Jika dibandingkan dengan kedua macam lingkungan yang
telah dibicarakan di muka – lingkungan alam dan lingkunan dalam – maka
lingkungan sosial mempunyai pengaruh yang lebih besar, terutama terhadap
pertumbuhan rohani atau pribadi anak. Sifat-sifat dan watak kita adalah hasil
interaksi antara pembawaan-keturunan dan lingkungan kita. Interaksi antara diri
seseorang dengan lingkungannya itulah yang akan menentukan bagaimana hasil
perkembangan aspek-aspek tertentu dalam diri manusia yang selanjutnya akan menentukan
bagaimana sifat, watak, dan kepribadiannya.
Dalam mengembangkan
kepribadian anak, lingkungan sosial memiliki peranan yang sangat penting.
Orang-orang dewasa yang menjadi lingkungan sosial bagi anak dapat menciptakan
situasi pergaulan pendidikan dengan cara memberikan contoh atau teladan yang
baik bagi anak dengan tujuan anak dapat menuju ke arah kedewasaan.
c. Lingkungan Kultural
Menurut Sadulloh dkk.
(2010: 95), lingkungan budaya dapat berupa ilmu pengetahuan, teknologi, adat
istiadat, bahasa, kesenian, dan sebagainya. Sama seperti jenis-jenis lingkungan
yang telah dipaparkan sebelumnya, lingkungan kultural juga dapat menunjang
perkembangan anak. Orang yang lebih dewasa atau pendidik dapat menciptakan
lingkungan kultural menjadi bahan pembelajaran bagi anak. Contohnya pendidik
mengajarkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mewariskan nilai-nilai budaya
kepada peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Purwanto,
M.N. (2009). Ilmu Pendidikan Teoretis dan
Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sadulloh,
U. dkk.(2010). Pedagogik (Ilmu Mendidik).
Bandung: Alfabeta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar