Kamis, 02 Juni 2016

MITOS DAN FAKTA SEPUTAR PENERIMAAN CPNS

Haiiiiii jumpa lagi dengan saya yang sudah lama tidak berkoar-koar di blog. Maklum, mau curcol teh asa ironi gituu tesis aja belum ada progress lagi, masak mau nulis yang gepete. Tapi gapapalah ya, mumpung sekarang kebetulan di kantor sedang agak santai, sepi, orang-orang pada dinas luar, khususnya mah atasan langsung saya sedang bertugas di luar hihihii.. Maaf, bukan bermaksud gabut tapi yaa ingin memanfaatkan waktu aja dengan hal-hal yang saya sukai. Well, udah dari sejak lama saya ingin post mengenai CPNS. Cuma kan konteks CPNS itu luas ya, saya sebenarnya benar-benar ingin share dari mulai pengalaman saya sekecil apapun. Cuma kalo kali ini saya sedang tertarik memposting “MITOS DAN FAKTA PENERIMAAN CPNS”. Gara-garanya kemarin-kemarin saya sempat dengar akan ada penerimaan CPNS kembali tahun 2016 ini. Banyak teman yang bertanya kepada saya mengenai kebenaran berita tersebut, namun saya pribadi belum dapat menentukan hal tersebut hoax atau bukan. Saya hanya menjawab berdasarkan pengetahuan dan pengalaman saya. Saya sendiri seringkali gatal dengan beberapa anggapan mengenai sistem penerimaan CPNS yang bagi saya itu sangat kuno dan sekarang sudah tidak berlaku lagi. Baik, berdasarkan kegatalan saya tersebut, saya pun berusaha sedikit-sedikit mensosialisasikan kebenaran-kebenaran dan ketidakbenaran-ketidakbenaran seputar penerimaan CPNS melalui postingan saya ini.

MITOS:
1.       Menjadi seorang CPNS adalah hal yang sangat sulit sehingga bisa menjadi CPNS disebut sebagai sebuah keajaiban.
2.       Info resmi penerimaan CPNS didapatkan dari mulut ke mulut, kurang terbuka, agar hanya kerabat-kerabat ‘orang dalam’ saja yang mendapatkan informasi tersebut.
3.       Kalau ingin jadi CPNS harus menjadi pegawai honorer terlebih dahulu selama bertahun-tahun.
4.       Kalau mau lolos CPNS, harus punya ‘orang dalam’ yang minimal-minimal pejabat Eselon IV.
5.       Kalau mau lolos CPNS, harus pake uang ratusan juta.
6.       Seleksi administrasi CPNS sangatlah ribet.
7.       Hasil tes CPNS tidak akan berpengaruh apapun karena pada ujung-ujungnya penerimaan CPNS sangat berbau KKN.
8.       Penempatan CPNS tergantung dari domisili kita.
9.       Soal-soal tes CPNS sangat sangat amat sulit.


Beberapa pernyataan di atas sangat amat tidak benar. Faktanya....

FAKTA:
1.       Menjadi CPNS merupakan hal yang relatif mudah, usaha-usaha untuk menggapainya juga sangat konkret, sehingga hal tersebut merupakan pencapaian yang lumrah dalam kehidupan ini.
2.       Seiring berkembangnya zaman, teknologi khususnya di bidang informasi pun berkembang pesat. Sehingga informasi mengenai penerimaan CPNS pun sangat terbuka. Internet menjadi kebutuhan pokok masyarakat di era modern. Berbagai sistem penerimaan pun hampir disosialisasikan melalui media ini. Kita harus cerdas dalam memfilter informasi, jangan sampai terjebak dalam info-info hoax. Informasi mengenai penerimaan CPNS hanya tersedia di website resmi Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) dan juga Badan Kepegawaian Negara (BKN). Berbagai informasi lengkap dan jelas tersedia disana. Pendaftaran awal pun dilakukan dengan cara menginput data kita di website tersebut. Jangan pernah percaya akan omongan orang-orang yang sekiranya kurang dapat dipercaya, misal: “Kata Bapak A, pembukaan CPNS udah mulai, daftarnya ke Bapak A juga. Ayo ke rumahnya Bapak A sambil bawain kue.” Nah, hal-hal kaya gitu ga bener banget. Bayangin aja, yang tau tentang pendaftaran CPNS Cuma yang kenal sama Bapak A aja dong. Di zaman keterbukaan informasi sekarang ini, semua orang punya hak yang sama dalam memperoleh informasi. Asal sekali lagi, cerdas memilih dan memilah sumber yang valid. Oleh karena itu, kita harus selalu update info-info dari website Kemenpan atau BKN.
3.       Banyak orang yang terjebak dengan cara menjadi pegawai honorer dengan gaji yang sangat kecil, jauh di bawah UMR demi penantian untuk menjadi seorang CPNS. Hal ini khususnya terjadi di sekolah. Banyak yang beranggapan, kalau dengan menjadi pegawai honorer beberapa tahun, kita akan dimudahkan untuk menjadi CPNS. Saya selalu sedih ketika mengingat guru honorer yang gajinya sangat amat kecil, sekitar 300 ribu perbulan. Banyak rekan saya yang menjadi guru honorer dan bertahan dengan profesi tersebut dengan alasan “agar mudah diangkat menjadi CPNS”. Sekali lagi, saya tegaskan anggapan tersebut sangatlah amat tidak benar. Kalau alasannya, ingin mencari pengalaman atau ingin mengabdikan diri di dunia pendidikan, saya sangat acungi jempol. Namun kalau hanya untuk menjadi CPNS, saya rasa tidak perlu menunggu penantian bertahun-tahun dengan gaji yang sangat teramat kecil. Kalau menjadi pegawai honorer di instansi pemerintah yang memang memberi gaji yang memadai tidak masalah, namun kalau di sekolah khususnya SD saya kurang setuju. Bukan apa-apa, menurut saya, kalau memang bercita-cita ingin menjadi seorang CPNS, lebih baik sambil menunggu pembukaan CPNS, mencari pekerjaan dengan gaji yang memadai sambil berlatih CPNS. Saya juga pernah menjadi honorer dengan niat mengabdikan diri dan memanfaatkan waktu saja, tidak melihat nominal gaji. Namun ketika saya merasa pekerjaan tersebut membebani saya sehingga saya kurang ada waktu untu berlatih soal-soal CPNS yang menjadi prioritas saya, saya mengajukan resign. Sulit sekali mengajukan resign pada saat itu. Salah seorang guru berkata kepada saya, “Sayang Neng, kalau resign. Kalau udah kerja bertahun-tahun, gampang diangkat jadi CPNS-nya.” Saya hanya manut-manut saja pada saat itu, padahal saya yakin kalau mau jadi CPNS tidak harus menunggu bertahun-tahun. Asalkan kita berusaha sungguh-sungguh dan maksimal dalam setiap tahapan, insya Allah kita mampu bersaing dengan orang lain. Saat itulah saya bertekad dalam hati, “Ya Bu, tapi saya tidak akan seperti Ibu yang menjadi pegawai honorer beberapa tahun untuk diangkat menjadi PNS. Saya akan langsung menjadi PNS karena kemampuan saya saat tes CPNS.”
4.       Ini berhubungan dengan poin nomor 2. Banyak orang yang langsung tiba-tiba melakukan pendekatan dengan orang-orang yang dianggap ‘orang dalam’. Yang disebut orang dalam disini contohnya pejabat-pejabat BKD. Ayah saya sempat berkarier di BKD dan pernah beberapa kali menerima orang-orang yang datang dan berupaya agar diangkat menjadi CPNS. Ini benar-benar anggapan yang kuno. Mungkin dulu pernah ada masa dimana untuk menjadi CPNS harus melakukan ritual seperti ini terlebih dahulu. Namun hey, ini zaman canggih, Broo....  Jangan pernah mempercayakan keberuntungan kepada orang lain. Saya tegaskan, PERCAYALAH TERHADAP KEMAMPUAN DIRI SENDIRI. Ayah saya juga berupaya mensosialisasikan kepada warga masyarakat bahwa penerimaan CPNS zaman sekarang itu benar-benar objektif. Tidak perlu melakukan pendekatan atau kirim-kirim kue kepada siapapun. Lebih baik kuenya dimakan oleh kita sendiri sebagai cemilan di sela-sela berlatih soal-soal CPNS, okay? ;)
5.       Saudara saya pernah tertipu dengan salah seorang oknum yang mengatakan bahwa kalau ingin jadi CPNS, harus bayar ratusan juta. Sayang sekali, saudara saya ini telah terlanjur mengeluarkan uang tersebut dan memang hal tersebut adalah hoax. Saya juga sangat menyayangkan kenapa saudara saya tersebut tidak berdiskusi dengan saya yang tidak mudah percaya kepada orang lain ini. Penerimaan CPNS saat ini benar-benar mengandalkan kemampuan otak sendiri, bukan kemampuan dompet sendiri. Lebih baik uang yang kita punya kita belikan buku-buku latihan CPNS.
6.       Memang banyak orang yang malas untuk mendaftar CPNS karena ribetnya seleksi administrasi, harus ada kartu kuning lah, harus ada surat keterangan catatan kepolisian lah, dan sebagainya. Memang mitos nomor 6 ada benarnya juga, agak ribet mengurus surat-surat, kita harus mengorbankan waktu kita untuk berkeliling ke setiap loket dan mengantri. Sebenarnya, pada penerimaan CPNS tahun 2014, seleksi administrasi tidak lagi seribet itu. Hanya ada beberapa surat saja yang perlu kita urus, tidak sebanyak sebelumnya. Kalau tidak salah, hanya membuat surat keterangan sehat, bebas narkoba, dan surat keterangan catatan kepolisian saja. Namun ya untuk berjaga-jaga, tidak ada salahnya juga mengurus surat yang lainnya.
7.       Lolos atau tidaknya kita menjadi CPNS SANGAT BERGANTUNG PADA HASIL TES CPNS. Sejak tahun 2013, seleksi CPNS menggunakan aplikasi CAT (Computer Assissted Test) dimana kita mengerjakan langsung di komputer, dan penggunaannya pun sangat mudah, lalu selesai mengerjakan kita langsung mengetahui skor hasil tes kita. Ketika kita keluar dari ruangan tes, kita dapat melihat papan berjalan berisi skor seluruh peserta tes yang telah diranking. Benar-benar terbuka, bukan? Jadi setelah itu, kita dapat memprediksi kita lolos atau tidak. Apabila skor kita bagus dan berada di posisi atas, kita dapat lebih tenang. Dengan adanya keterbukaan informasi seperti ini, kita memiliki bukti otentik. Misalnya, ketika pengumuman resmi kelulusan CPNS keluar namun nama kita tidak lolos padahal kita mendapatkan skor yang bagus, kita dapat melakukan protes kepada pihak panitia. Hasil CAT ini benar-benar tidak dapat diganggu gugat.
8.       Sistem penerimaan CPNS sekarang ini sangat terbuka. Di website Kemenpan maupun BKN, tersedia lowongan-lowongan instansi dan formasi jabatan untuk CPNS. Kita dapat memilih dimanapun di seluruh Indonesia. Orang Kabupaten Kuningan tidak harus mendaftar sebagai CPNS Pemkab Kuningan, bisa saja misalnya mendaftar di Pemprov Papua selagi instasi dan formasi jabatannya tersedia.
9.       Bagi saya, soal-soal yang diujikan dalam tes CPNS tidak sesulit soal-soal SNMPTN. Maklum, saya gagal saat mengikuti SNMPTN, hehehe.. Soal SNMPTN IPA sarat dengan hitungan dan rumus Matematika yang sangat rumit, pada saat itu saya belum terlalu suka Matematika. Soal tes CPNS hanya terdiri dari Tes Karakteristik Pribadi, Tes Wawasan Kebangsaan, dan Tes Intelegensia Umum. Tes Karakteristik Pribadi (TKP) ini yang paling gampang, soal-soalnya seperti soal-soal PKn SD. Kita tinggal memilih jawaban yang paling ideal saja (tidak perlu sesuai dengan kebiasaan kita, yang penting kita ada niat untuk mengambil sikap yang terbaik hehehe). Contoh soalnya semacam: “Ketika sedang mengikuti rapat, lalu ada anggota keluarga yang sakit, apa yang akan Anda lakukan?” gitu-gitu lah, intinya kan kita memilih jawaban yang paling bijak dan sesuai dengan etika. Kalau Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) ini yang dianggap paling sulit diantara dua jenis soal lainnya. Tes ini berupa soal-soal materi PKn dan Sejarah sekolah menengah, seperti Pancasila, UUD 1945, Sistem Pemerintahan Orde Lama dan Orde Baru, gitu-gitu dah. Pokoknya tinggal baca buku pelajaran PKn dan Sejarah SMA deh. Beberapa teman saya gagal tes CPNS karena skor TWK-nya di bawah passing grade. Jadi memang diperlukan hapalan yang kuat untuk menguasai TWK ini. Nah kalau Tes Intelegensia Umum (TIU) itu seperti psikotes, semacam deret bilangan, padanan kata, silogisme, perbandingan, dan sebagainya. Kita tinggal sering-sering berlatih psikotes saja, hitungannya pun tidak sulit.


Jadi, pesan dari saya, intinya kita harus menjadi anak muda yang cerdas, kritis, dan melek informasi. Percayalah pada kemampuan diri sendiri, berdoa, dan minta restu orang tua. Insya Allah ketika ada niat yang baik dan kita selalu optimis, Allah akan memudahkan. Aamiin....

CPNS dengan Pakaian Dinas Harian (PDH) warna khaki