Sabtu, 15 Juni 2013

Contoh Abstrak Artikel (English Version)

PROBLEM SOLVING APPROACH
TO INCREASE THE CONCEPT UNDERSTANDING ABILITY

OF INTEGER ARITHMETIC OPERATIONS

Hana Riana Permatasari (0902956)
Universitas Pendidikan Indonesia
aurelia_aurita92@yahoo.com

ABSTRACT
This research is motivated by the low concept understanding ability of integer arithmetic operations in the 4th A grade students of SDN 2 Cibodas. The goals of this research are to know the implementation, the students’ responses, and the increase of the concept understanding ability of integer arithmetic operations after Mathematics learning with Problem Solving Approach. The method used in this research is Classroom Action Research with three cycles. The results of this research are: leraning implementation is condusive generally, students’ responses show the positive responses generally, and there is the increase of the concept understanding ability of integer arithmetic operations on each cycle in this research. The teachers are suggested to apply Problem Solving Approach to increase the concept understanding ability in integer arithmetic operations.

Key words: Problem Solving Approach, Consept Understanding Ability, Integer Aritmethic Operations

Contoh Abstrak Skripsi

ABSTRAK
PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP
OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV A
SDN 2 Cibodas Kecamatan Lembang)

Hana Riana Permatasari
(0902956)

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan pemahaman konsep operasi hitung bilangan bulat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan dan respon siswa mengenai pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Problem Solving serta untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman konsep operasi hitung bilangan bulat setelah pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Problem Solving. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas melalui tiga siklus. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu kualitatif dan kuantitatif. Hasil temuan yang muncul yaitu pelaksanaan pembelajaran selama dilaksanakan penelitian secara umum berlangsung kondusif, respon siswa secara umum menunjukkan respon positif, serta terdapat peningkatan kemampuan pemahaman konsep operasi hitung bilangan bulat pada setiap siklus selama penelitian berlangsung. Peningkatan kemampuan pemahaman konsep operasi hitung bilangan bulat tersebut dibuktikan dengan peningkatan nilai siswa setiap siklus. Nilai rata-rata kelas pada Siklus I adalah 62,26, pada Siklus II adalah 71,45, dan pada Siklus III adalah 81,13. Berdasarkan hal tersebut, diharapkan guru dapat menerapkan Pendekatan Problem Solving dengan perencanaan dan pelaksanaan yang baik agar kemampuan pemahaman konsep operasi hitung bilangan bulat dapat meningkat.



Kata Kunci: Pendekatan Problem Solving, Kemampuan Pemahaman Konsep, Operasi Hitung Bilangan Bulat

Contoh Latar Belakang PTK

Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia. Karena melalui pendidikan, manusia belajar untuk menjadi manusia seutuhnya. Pendidikan berpengaruh terhadap perubahan perilaku manusia. Secara khusus, pendidikan merupakan proses pembelajaran yang didapat siswa di lingkungan sekolah. Salah satu mata pelajaran yang terdapat dalam pendidikan formal di sekolah adalah Matematika. Untuk dapat memahami dan menguasai matematika pun diperlukan pendidikan yang baik agar pembelajaran menjadi bermakna dan ilmu matematika yang diperoleh dapat berguna bagi masa depan siswa kelak.
Matematika merupakan sebuah mata pelajaran yang diajarkan dari mulai jenjang Sekolah Dasar (SD) sampai jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Matematika yang juga merupakan dasar dari beberapa ilmu, seperti statistika, akuntansi, fisika, kimia, dan lain-lain, seharusnya menjadi mata pelajaran yang dikuasai sedari dini oleh siswa. Tuntutan globalisasi di zaman sekarang pun menuntut para generasi penerus untuk dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya matematika. Matematika merupakan ilmu utama yang mendasari perkembangan teknologi. Teknologi yang kini sedang berkembang pesat, baik teknologi informasi dan komunikasi, teknologi elektronika, maupun teknologi mesin, tidak terlepas dari peranan matematika. Matematikalah yang menyokong sistem logika dan perhitungan-perhitungan yang pas sehingga teknologi berkembang serta dapat mempermudah pekerjaan manusia. Seperti yang disebutkan dalam Panduan KTSP (BSNP) Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar Isi, Standar Kompetensi & Kompetensi Dasar (2009: 117) bahwa:
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.
Berdasarkan urgensi matematika tersebut, setiap siswa diharapkan mampu untuk memahami dan menguasai mata pelajaran ini melalui pembelajaran yang mereka peroleh di setiap jenjang pendidikan. Dalam Mata Pelajaran Matematika, terdapat materi Bilangan Bulat.
Bilangan bulat adalah bilangan yang merupakan anggota himpunan bilangan cacah dan lawan bilangan cacah. Bilangan bulat dibagi menjadi bulat positif, bilangan bulat negatif, dan bilangan nol. Dalam bilangan bulat, terdapat operasi hitung bilangan bulat. Operasi hitung bilangan bulat terdiri dari operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
Salah satu pendekatan yang dilakukan dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep operasi bilangan bulat siswa adalah Problem Solving. Wena (2011: 52) mengemukakan bahwa “pemecahan masalah dipandang sebagai suatu proses untuk menemukan kombinasi dari sejumlah aturan yang dapat diterapkan dalam upaya mengatasi situasi yang baru.” Pendekatan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep operasi hitung bilangan bulat karena memfasilitasi siswa untuk memahami konsep matematika berdasarkan 4 langkah yang dikemukakan Polya (1956), yaitu: memahami masalah, menyusun rencana penyelesaian masalah, melaksanakan rencana penyelesaian masalah, dan mengecek ulang.
Kenyataan yang terjadi di lapangan tidak berjalan sesuai dengan harapan. Matematika seringkali dianggap sebagai pelajaran yang menakutkan dan sulit dimengerti. Hal tersebut disebabkan oleh objek kajian matematika yang bersifat abstrak. Sementara itu, tahapan perkembangan sebagian besar siswa SD masih berada pada tahapan operasional konkret. Mata Pelajaran Matematika di SD yang kebanyakan berisi tentang hitungan dan pemecahan masalah membutuhkan pendalaman yang kuat untuk memahaminya. Harapan bahwa matematika seharusnya dikuasai siswa sedari dini, belum tejadi, khususnya di Indonesia. Seperti yang dikemukakan Mullis et al. (Prabawanto, 2009) bahwa di Indonesia sendiri, kemampuan matematika siswa masih kurang jika dibandingkan dengan negara lain. Hal ini termuat dalam laporan TIMSS (The Third international Mathematics and Science Study) 1999 yang memaparkan bahwa kemampuan matematika siswa di Indonesia berada pada urutan 34 dari 38 negara peserta dan jauh di bawah kemampuan rata-rata secara internasional. Dari pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan matematika siswa di Indonesia masih sangat kurang, bahkan hampir menduduki posisi terbawah. Hal tersebut tentunya menjadi permasalahan bagi pendidikan di Indonesia, khususnya di bidang Matematika.
Sementara itu, di tempat penelitian penulis, masalah tersebut juga terjadi. Kemampuan pemahaman konsep bilangan bulat siswa kelas IV A masih sangat rendah. Hal tersebut dibuktikan dengan masih rendahnya nilai Ujian Tengah Semester (UTS) Mata Pelajaran Matematika siswa Kelas IV A. Rata-rata nilai UTS Semester Genap Siswa kelas IV A pun sangat rendah, hanya 52,90 dan sebanyak 54,84 % siswa yang tuntas atau mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM = 60), sementara selebihnya memiliki nilai di bawah KKM (sumber: Daftar Nilai Semester Genap Kelas IV A SDN 2 Cibodas). Sedangkan skor rata-rata ideal harapan peneliti adalah 80 dan diharapkan pula 80 % siswa tuntas atau mencapau KKM. Berdasarkan hasil wawancara dengan wali kelas pun, kemampuan pemahaman konsep operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas IV A masih rendah. Begitupun pula berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, sebagian besar siswa mengakui bahwa mereka masih kebingungan dalam memahami konsep operasi hitung bilangan bulat. Masalah tersebut dapat diakibatkan oleh suasana pembelajaran yang terjadi di kelas IV A SDN 2 Cibodas. Berdasarkan pengamatan lapangan, guru mengajar secara konvensional, yaitu dengan cara menjelaskan konsep operasi hitung bilangan bulat dan memberi latihan soal kepada siswa. Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran pun kurang. Bahkan terdapat beberapa siswa yang tidak mengikuti pembelajaran dengan baik. Mereka melakukan aktivitas lain di luar pembelajaran, seperti mengobrol dengan teman dan melamun. Guru kurang dapat mengelola kelas dengan baik sehingga suasana kelas pun menjadi tidak kondusif. Selain itu, media yang digunakan dalam pembelajaran pun hanya berupa gambar garis bilangan yang dibuat di papan tulis. Media tersebut kurang proporsional karena berukuran kecil dan tidak terlihat oleh siswa yang duduk di belakang. Selain itu, kesibukan guru membuat guru terkadang tidak dapat melaksankan kewajibannya mengajar di kelas. Hal tersebut membuat siswa menjadi terlantar.
Apabila hal tersebut dibiarkan, akan terjadi masalah yang lebih kompleks lagi. Kemampuan pemahaman konsep siswa akan terus terpuruk. Tuntutan perkembangan zaman pun menuntut sumber daya manusia yang berkualitas dan kompeten di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, perlu ada metode-metode khusus yang dapat memfasilitasi siswa untuk dapat mengembangkan kemampuannya, khususnya kemampuan pemahaman konsep bilangan bulat pada Mata Pelajaran Matematika. Terutama di jenjang Sekolah Dasar, dimana siswa dibekali ilmu-ilmu dasar yang berguna bagi masa depannya kelak.
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan penulis adalah pendekatan PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Untuk memperoleh data dalam penelitian, dilakukan siklus-siklus dalam PTK ini.
Pendekatan pembelajaran yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah Problem Solving. Pendekatan Problem Solving merupakan salah satu pendekatan dalam pembelajaran yang langkah-langkahnya antara lain: memahami masalahnya, membuat rencana penyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian, dan memeriksa kembali, mengecek hasilnya. (Polya, 1956). Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa Problem Solving merupakan pendekatan pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan pemahaman konsep operasi hitung bilangan bulat. Karena dari langkah pertama pun, siswa dituntut untuk memahami masalah. Sedangkan untuk mengikuti langkah-langkah selanjutnya pun untuk memecahkan masalah tentunya siswa harus memiliki kemampuan pemahaman konsep operasi hitung bilangan bulat yang baik. Dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan ini, guru menyajikan masalah di depan lalu menjelaskan cara memecahkan masalah melalui langkah-langkah Problem Solving. Selanjutnya guru memfasilitasi siswa untuk memecahkan masalah sendiri.

Setelah menguraikan tentang latar belakang masalah, maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Pendekatan Problem Solving untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Operasi Hitung Bilangan Bulat”.

Sabtu, 27 April 2013

Pengertian Matematika


Matematika merupakan salah satu nama mata pelajaran yang diajarkan dari mulai jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Matematika merupakan mata pelajaran yang familiar di telinga kita, bahkan seringkali dianggap sebagai mata pelajaran yang paling "killer". Dari kecil kita sudah diperkenalkan dengan matematika oleh keluarga kita melalui berhitung, hingga kini pun kita masih bercengkrama dengan banyak hal yang berhubungan dengan matematika, statistika contohnya. Manusia memang tidak akan pernah terlepas dari matematika dalam hidunya.
Secara etimologis, menurut Andi Hakim Nasution (Abdul Halim Fathani, 2009: 21), matematika berasal dari kata Yunani, mathein atau mathenein yang berarti mempelajari. Kata ini memiliki hubungan yang erat dengan kata Sanskerta, medha atau widya yang memiliki arti kepandaian, ketahuan, atau inteligensia. Dalam bahasa Belanda, matematika disebut dengan kata wiskunde yang berarti ilmu tentang belajar (hal ini sesuai dengan arti kata mathein pada matematika).
Sudjono (Abdul Halim Fathani, 2009: 19) mengemukakan bahwa matematika adalah ilmu pengetahuan yang eksak dan terorganisasi secara sistematik juga selalu berhubungan dengan penalaran yang logik serta masalah yang berhubungan dengan bilangan.
Abdul Halim Fathani (2009: 22) menyebutkan pengertian matematika sebagai berikut:
Matematika secara umum ditegaskan sebagai penelitian pola dari struktur, perubahan, dan ruang; tak lebih resmi, orang mungkin mengatakan bahwa matematika adalah penelitian bilangan dan angka. Dalam pandangan formalis, matematika adalah pemeriksaan aksioma yang menegaskan struktur abstrak menggunakan logika simbolik dan notasi matematika; pandangan lain tergambar dalam filosofi matematika.
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), matematika didefinisikan sebagai ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan.
Menurut Kline (Augustinus Subekti, 2011: 2), matematika bukanlah sebuah pengetahuan yang tersendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri. Adanya matematika semata-mata untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai persoalan sosial, ekonomi, dan alam. Dalam mencari kebenaran, matematika berbeda dengan ilmu pengetahuan lainnya. Cara atau metode lainnya dalam matematika untuk mencari kebenaran adalah metode deduktif. Dalam matematika, sebuah teori atau dalil belum dapat diterima kebenarannya sebelum bisa dibuktikan secara deduktif.
Menurut James (Augustinus Subekti, 2011: 6), matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep yang saling berhubungan satu dengan lainnya. James juga menyatakan bahwa matematika terbagi menjadi tiga bidang, meliputi aljabar, analisis, dan geometri. Namun demikian ada pendapat lain yang menyatakan bahwa adanya matematika disebabkan oleh pikiran manusia yang berkenaan dengan ide atau nalar yang terbagi atas empat bidang yaitu aljabar, aritmetika, analisis, dan geometri.
Berdasarkan pendapat para ilmuwan tersebut, dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu pengetahuan eksak yang terorganisasi secara sistematis dan mencakup penalaran/logika, bilangan, aljabar, geometri, yang mana menggunakan metode deduktif dalam pembuktian kebenarannya serta dapat membantu manusia untuk mempelajari ilmu lain.
Matematika memiliki banyak manfaat dalam kehidupan manusia. Selain dapat membantu pekerjaan manusia melalui kontribusinya atas perkembangan teknologi, matematika juga dapat mengembangan karakter manusia yang mempelajarinya. Seperti yang dikutip dari Abdusysyakir (Abdul Halim Fathani, 2009: 99), terdapat beberapa sikap terpuji yang menjadi manfaat ketika kita mempelajari matematika. Sikap-sikap tersebut antara lain: 1) sikap teliti, cermat, dan hemat, 2) sikap jujur, tegas, dan bertanggung jawab, 3) sikap pantang menyerah dan percaya diri.

Daftar Pustaka:
Abdul Halim Fathani. (2009). Matematika Hakikat & Logika. Yogyakarta: Ar-ruzz Media Group.
Augustinus Subekti. (2011). Ensiklopedia Matematika Jilid I. Jakarta: PT Ikrar Mandiriabadi. 

Jumat, 19 April 2013

RINGKASAN LPJ BENDAHARA UKM PERISAI DIRI UPI PERIODE 2011-2012


A.              Deskripsi Objektif
Bendahara dalam sebuah organisasi berfungsi untuk mengelola segala sesuatu yang berhubungan dengan dana atau keuangan. Sebagaimana dana (money), merupakan salah satu komponen yang penting dalam 3M (man, money, material), maka keberadaan seorang bendahara pun sangat vital dalam organisasi. Bendahara PD UPI terdiri dari dua orang, yaitu:
Bendahara I     : Fajar Winata Ch’in (Kurtekpend 2009)
Bendahara II   : Hana Riana Permatasari (PGSD 2009)
Adapun pembagian tugas yang dilakukan antara lain, Bendahara I bertanggung jawab atas pengelolaan dana eksternal, sementara Bendahara II bertanggung jawab atas pengelolaan dana internal.
B.              Program Kerja
-          Menghimpun Pemasukan Dana
Dana Eksternal (sponsor, BEM REMA, Rektorat), PJ: Fajar
Dana Internal (kas anggota, sumbangan anggota), PJ: Hana
-          Mengelola administrasi keuangan (PJ: Hana)
Membuat catatan saldo maupun transaksi keuangan
C.              Hambatan dan Evaluasi
Dalam perencanaan, Bendahara membagi tugas terhadap Bendahara I dan Bendahara II. Namun pada pelaksanaannya, dikarenakan amanah dan tanggung jawab lain, sebagian tugas Bendahara I diserahkan kepada Bendahara II. Bendahara juga mengalami kesulitan dalam menghimpun dana, khususnya penarikan iuran latihan karena masih terdapat anggota yang sulit untuk memenuhi kewajiban membayar iuran latihan.
Adapun hambatan-hambatan yang timbul saat kepengurusan antara lain:
-          Kurangnya koordinasi antar kedua bendahara
-          Kehadiran bendahara tidak 100 %
-          Banyak anggota yang sulit dihubungi ketika belum memenuhi kewajiban

Be Cheerful Hanaaaa :)


Setelah banyaknya curhatan yang berbau galau, kali ini gue bakal nulis curhatan yang aga ceria. Ceria, dari judulnya aja udah keliatan, hehe. Baik, gue mulai dengan perasaan galau berkepanjangan gue akhir-akhir ini, gue ngerasa ini sebagai SGMSA (Sindrom Galau Mahasiswa Semester Akhir). Ya, galau PLP, galau penelitian, galau skripsi L Tapi hari ini, gue ngerasa kegalauan gue itu sembuh! J entah kenapa yaa.... Banyak hal sih sebenernya yang terjadi beberapa hari ke belakang dan kalo gue akumulasikan, hal-hal itu membawa energi positif buat perubahan! J
Gue sempet ngalamin down yang bener-bener down hampir seminggu lalu, bikin gue galau ngga menentu, ngga tau apa yang gue mau, ngerasa asing sendiri, cuma bisa diem. Kalo udah kaya gitu biasanya gue punya cara buat nge-refresh jiwa gue biar kembali calm, tapi ngga down. Tapi kali ini ngga. Keluarga jauh, pacar ngga punya, mau olahraga pagi males minta ampun, tidur aja malah tambah down. Jadi, gue merenung (bahasa keren dari ngelamun), apa yang sebenernya gue cari, apa yang bakal gue tuju, dan yang paling penting gimana cara ngatasin kegalauan ini. Abis gitu, gue flashback ke belakang, ke masa-masa dimana gue sempet berjaya, masa-masa yang membahagiakan gue. Astaghfirullah, ga seharusnya gue galau kaya gini. Ga ada yang bikin gue galau. Allah udah memberikan semua yang gue butuhkan! J
Amit-amit banget dah kelakuan gue. Cengeng banget. Kesenggol dikit, jatuh, nangis. Idiiiih....
Akhirnya gue sadar, kalo gue ini belum bisa bersyukur dengan baik. Padahal, subhanallah, nikmat itu memang tidak akan pernah terhitung. Dan gue rasa, semua yang terjadi ama gue seharusnya bikin gue bahagia, setiap saat.  Kalo kita menyadari itu, insya Allah kita dapat memanfaatkan waktu dengan baik. J
Dan hari ini, gue bahagiaaaa banget.... Walaupun lelah, dari kemarin bolak-balik kehujanan, lari-larian, bawa bawaan berat. Tapi mungkin salah satunya itu yang bikin gue bahagia. Sampai di kosan, gue masih senyum-senyum, ketawa-ketawa sendiri, hehehe. Baca sms temen, ketawa. Ngepoin laporan PLP temen, senyum-senyum. Sampai babeh gue sendiri nelepon, gue nyantai banget ngobrolnya kaya lagi ama konco-konco, hahahaha, padahal biasanya ngga gitu, malah biasanya kaya lagi bicara ke dosen, hehe.
Alhamdulillah, terimakasih atas kebahagiaan dan keceriaan ini. J
Tidur cepet yuk ah, besok harus bangun pagi! Biar bisa olahraga. J

Masukan untuk Program Latihan Profesi Prodi PGSD 2014


1.     Bagi UPT PLP
a.      Koordinasi antara UPT – PLP UPI dengan pihak sekolah perlu ditingkatkan demi terciptanya hubungan kerjasama yang baik antara kedua belah pihak.
b.     Hendaknya dilakukan pengawasan secara berkelanjutan selama praktikan melakukan praktik program lapangan ini.
c.      Perlu adanya peningkatan kedisiplinan dan profesionalisme bagi para dosen tetap PLP agar selalu memberikan arahan dan bimbingan yang baik bagi para praktikan.
d.     Sejak angkatan pertama PGSD jenjang S1, penempatan PLP selalu di Lembang. Perlu ada inovasi berkenaan dengan penempatan, seperti penempatan PLP di luar daerah. Hal ini dimaksudkan agar para mahasiswa mempersiapkan diri apabila ditempatkan di daerah terpencil setelah lulus nanti. Selain itu, mahasiswa yang berminat untuk mengikuti program SM3T juga dapat berlatih hidup di daerah tertinggal.
2.     Bagi Sekolah
a.      Perlu adanya peningkatan kedisiplinan bagi para pendidik dan staf sekolah agar menjalankan kewajiban masing-masing dengan penuh rasa tanggung jawab.
b.     Perlu adanya konsistensi dalam menentukan jadwal, baik jadwal sekolah maupun jadwal kegiatan ekstrakurikuler.
c.      Perlu adanya penyampaian informasi yang jelas di antara semua pihak, seperti melalui pengumuman di muka umum, karena terkadang terdapat beberapa peserta didik yang tidak mengetahui jadwal sekolah.
d.     Perlu adanya bimbingan khusus bagi peserta didik di kelas tinggi yang belum dapat membaca ataupun memiliki kemampuan rendah.
3.     Bagi Praktikan yang akan Datang
a.      Praktikan perlu memiliki persiapan yang matang menjelang kegiatan PLP, baik persiapan fisik maupun mental.
b.     Praktikan harus dapat beradaptasi dengan situasi dan kondisi sekolah.
c.      Praktikan harus dapat mengelola stabilitas emosinya dengan baik agar selalu dapat mengikuti rangkaian PLP dengan penuh semangat.
d.     Praktikan hendaknya selalu menambah wawasan keilmuannya.
e.      Praktikan hendaknya memiliki rasa peka terhadap masalah-masalah yang terdapat di sekolah, baik mengenai kondisi peserta didik maupun mengenai manajemen sekolah.
f.      Praktikan harus selalu menjaga kekompakan di antara sesama praktikan pada khususnya dan staf pendidik pada umumnya.