Nasution (1982:
161) mengatakan bahwa bila seseorang dapat menghadapi benda atau peristiwa
sebagai suatu kelompok, golongan, kelas, atau kategori, maka ia telah belajar
konsep.
Ruhimat et al. (2009: 141) mengatakan bahwa
konsep/teori adalah suatu ide atau gagasan atau suatu pengertian umum, suatu
set atau sistem pernyataan yang menjelaskan serangkaian fakta, dimana
pernyataan tersebut harus memadukan, universal, dan meramalkan.
Berdasarkan
pendapat para ilmuwan tersebut, dapat disimpulkan bahwa konsep adalah suatu ide
atau gagasan yang menjelaskan serangkaian fakta dan dibentuk dengan memandang
sifat-sifat yang sama sebagai suatu kelompok, golongan, kelas, atau kategori
serta menunjuk pada pemahaman dasar.
Pemahaman,
menurut NCTM (Salimi, 2010) dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam:
a.
Mendefinisikan konsep
secara verbal dan tulisan
b.
Mengidentifikasikan dan
membuat contoh dan bukan contoh
c.
Menggunakan model,
diagram
Mustofa (Salimi,
2009) berpendapat bahwa pemahaman konsep memberikan kontribusi yang besar pada
pengambilan keputusan, baik itu dalam situasi belajar maupun situasi lainnya.
Dalam memaknai suatu objek atau peristiwa, individu harus memahami terlebih
dahulu konsep tentang hal yang berkaitan dengan objek atau peristiwa tersebut.
Pemahaman konsep tidak hanya sekedar mengingat, tetapi individu mampu
menerapkan konsep-konsep tersebut ke dalam suatu rangkaian permasalahan.
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemahaman
konsep merupakan salah satu kemampuan yang perlu dimiliki siswa setelah
mengikuti proses pembelajaran.
Heruman (2007:
3) mengatakan bahwa pemahaman konsep adalah pembelajaran lanjutan dari
penanaman konsep, yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep
matematika. Pemahaman konsep terdiri atas dua pengertian. Pertama, merupakan
kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dalam satu pertemuan. Sedangkan kedua,
pembelajaran pemahaman konsep dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tetapi
masih merupakan lanjutan dari penanaman konsep. Pada pertemuan tersebut,
penanaman konsep dianggap sudah disampaikan pada pertemuan sebelumnya, di
semester atau kelas sebelumnya.
Skemp (Sutrisno,
2012) membedakan pemahaman ke dalam tiga macam, yaitu:
a.
pemahaman instrumental
(instrumental understanding)
b.
pemahaman relasional (relational understanding)
c.
pemahaman logis (logical understanding)
Pemahaman
instrumental adalah kemampuan seseorang menggunakan prosedur matematis untuk
menyelesaikan masalah tanpa mengetahui mengapa prosedur itu digunakan. Dengan
kata lain siswa hanya mengetahui “bagaimana” tetapi tidak mengetahui “mengapa”.
Pada tahapan ini, pemahaman konsep masih terpisah dan hanya sekedar hafal suatu
rumus untuk menyelesaikan permasalahan rutin / sederhana sehingga siswa belum
mampu menerapkan rumus tersebut pada permasalahan baru yang berkaitan.
Sementara itu, pemahaman relasional adalah kemampuan seseorang menggunakan
prosedur matematis dengan penuh kesadaran bagaimana dan mengapa prosedur itu
digunakan. Secara ringkasnya, siswa mengetahui keduanya yaitu “bagaimana” dan
“mengapa”. Pada tahap ini, siswa dapat mengaitkan antara satu konsep atau
prinsip dengan konsep atau prinsip lainnya dengan benar dan menyadari proses
yang dilakukan. Sedangkan pemahaman logis berkaitan erat dengan meyakinkan diri
sendiri dan meyakinkan orang lain. Dengan kata lain, siswa dapat mengkonstruksi
sebuah bukti sebelum ide-ide yang dimilikinya dipublikasikan secara formal atau
informal sehingga membuat siswa tersebut merasa yakin untuk membuat penjelasan
kepada siswa yang lain.
Dalam Petunjuk
Teknis Peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas No. 506/C/PP/2004 Tanggal 11
November 2004 (Sutrisno, 2012), disebutkan indikator kemampuan pemahaman konsep
adalah kemampuan siswa untuk:
a.
menyatakan ulang sebuah
konsep,
b.
mengklasifikasikan
objek-objek menurut sifat-sifat tertentu,
c.
memberi contoh dan non
contoh dari konsep,
d.
menyajikan konsep dalam
berbagai bentuk representasi matematis,
e.
mengembangkan syarat
perlu atau syarat cukup suatu konsep,
f.
menggunakan,
memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu, dan
g.
mengaplikasikan konsep
dan algoritma pemecahan masalah
Berdasarkan
indikator-indikator tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemahaman
konsep adalah kesanggupan atau kecakapan siswa dalam menyelesaikan soal-soal
yang memuat indikator kemampuan pemahaman konsep. Dalam penelitian ini,
kemampuan pemahaman konsep yang dimaksud adalah kemampuan pemahaman konsep
operasi hitung bilangan bulat. Kemampuan pemahaman konsep operasi hitung
bilangan bulat adalah kemampuan siswa yang meliputi: menyatakan ulang konsep
operasi hitung bilangan bulat, menyajikan konsep operasi hitung bilangan bulat
dalam bentuk representasi matematis, menggunakan operasi hitung bilangan bulat,
serta mengaplikasikan konsep operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan
masalah.
Daftar
Pustaka:
Heruman.
(2007). Model Pembelajaran Matematika di
SD. Bandung: Rosda.
Ruhimat,
T. et al. (2009). Kurikulum &
Pembelajaran. Bandung: Kurtekpend.
Salimi,
M. (2010). Model Enactive, Iconic, Simbolik untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Perkalian Bilangan Cacah
Siswa Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas II SDN
Pancasila Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat). Skripsi pada Program
Studi PGSD UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Sutrisno.
(2012). Pemahaman Matematis. [Online]. Tersedia: http://anobosze.blogspot.com/2012/12/pemahaman-matematis.html
[27 April 2013]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar