Selasa, 22 April 2014

FILM YANG MEMOTIVASI



Baru hari Sabtu kemarin, tepatnya pada tanggal 5 April 2014 senja hari, aku mendapatkan beberapa film dari seorang kawan, sebut saja namanya Angga Muhammad Iqbal atau yang biasa kita kenal dengan “Garonk”. Sebenarnya aku tak begitu suka film. Aku lebih suka novel dibandingkan film. Ini semua terjadi karena desakan murid-muridku di SSC Merdeka yang belajar IPS denganku. Mereka pengen banget nonton film yang berhubungan dengan sejarah. Berhubung Sabtu kemarin aku agak santai, entah mengapa akhir-akhir ini aku mendapat rezeki banyak waktu luang, Alhamdulillah…. Jadilah aku pergi ke kosan Garong untuk keperluan tersebut. Alhasil, beberapa film pun kudapatkan. Untuk manusia sejenis Garong, kupikir akan mendapatkan film-film perang documenter nan sadis. Ternyata eh ternyata film sejenis itu tidak ada sama sekali. Padahal aku berharap akan mendapat film seperti itu. Yaaah anak-anak zaman sekarang senengnya yang sadis-sadis. Hehehe, kalo bukan film sadis rasanya murid-muridku tidak akan tertarik. Halah halaaah, guru macam apaaa iniiii….
Alhasil kudapatkan beberapa film dengan beberapa genre. Ada yang documenter, komedi, drama. Yaah kebanyakannya sih untuk dikonsumsi diriku sendiri, hehe. Berhubung waktu luang yang banyak, Alhamdulillah lagi, jadilah selama akhir pekan aku sempat iseng membuka-buka folder film dari Garong. Padahal tadinya aku sama sekali tidak tertarik. Pertama, aku membuka film berjudul “Grave of the Fireflies” atau “Kuburan Kunang-kunang”. Itu film anime. Tapi kata Garong, tuh film tentang Perang Dunia II dan sedih banget, Garong pun ampe ga kuat nontonnya. Karena penasaran dengan film yang bias bikin Garong Si Preman Cemen nangis, maka aku pun menonton film itu pertama. Jadi ceritanya tuh aku baru pulang jogging Minggu pagi, baru selesai ngejemur pakaian, lagi siap-siap sarapan bubur belakang kolam renang UPI. Pertamanya sih gak niat-niat banget. Tapi pas pertama klik, dan mulai film… Wah keliatannya rame. Dan akhirnya…. Aku ga punya jeda sama sekali untuk mem-pause film itu. Karena setiap segmennya…. Luar biasa! Ga ada yang membosankan. Emang ga salah nih film bias bikin preman cemen nangis, hehehe…
Review sedikit yaa. Jadi ceritanya tuh tentang kehidupan sebuah keluarga pada saat Perang Dunia 2 di Jepang. Sebenarnya keluarga tersebut bias dibilang keluarga berada. Ayahnya semacam Jenderal di Angkatan Laut. Ibunya cantik. Anak pertama seorang pemuda yang bernama Seita berusia sekitar 15 tahunan, dan anak kedua perempuan berusia sekitar 6 tahunan yang bernama Setsuko. Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang Seita. Alur yang digunakan adalah alur campuran. Jadi di awal kita melihat akhir hidup Seita, Lalu flashback ke awal cerita. Konflik bermula saat Sang Ibu meninggal gara-gara serangan udara dari pasukan Sekutu. Jadilah Seita dan Setsuko harus berjuang menghadapi kehidupan perang tanpa orang tua. Dimulai dari menumpang kepada Bibi. Namun akhirnya mereka tidak betah karena sang Bibi dianggap terlalu mengatur mereka. Sebenarnya sederhana banget sih ya ceritanya, terus gada surprise juga, mudah ditebak, cuma penyajiannya tuh kereeen banget! Recommended banget lah buat segala usia, segala kalangan! Dan film ini berhasil menghipnotisku seharian. Jadi selama hari minggu itu aku jadi males ngapa-ngapain, pengennya tuh ngebayangin film itu terus. Jadilah Minggu kemarin aku ga sempet beres-beres kamar, hehehe. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar