Well, pertama-tama aku mau bilang maaf karena mungkin ini tulisan yang sama sekali ga berguna. Bukan tips sih ya mungkin seharusnya, melainkan curhatan pribadi aja, gimana aku sebagai seorang mahasiswa pascasarjana. Aku mau berbagi aja ke temen-temen yang mungkin agak mirip denganku, baru lulus S1 dan langsung melanjutkan pendidikan S2, khususnya usia kisaran 21 s.d. 24 tahun. Selamat menikmati....
1. About style, tampillah seperti apa yang kamu mau. Ga usah bepikir kalau magister itu tampilannya harus rapi kaya Bapak/Ibu guru, gausah.... Mungkin waktu S1 (khususnya di UPI) ada beberapa dosen yang menghimbau mahasiswanya untuk superrapi bak Bapak/Ibu guru kalau bisa. Tapi usia-usia baru lulus sarjana itu kamu udah dianggap dewasa loh, bebas menentukan pilihan sendiri, dan bisa bertanggung jawab atas diri sendiri. Yang paling penting adalah tetap harus sopan dan menutup aurat. Dan kalau bisa, kamu harus bisa bikin orang lain nyangka kalo kamu masih anak SMA atau mahasiswa S1 :D
2. Tentang perkuliahan di kelas, ini adalah kesempatan yang besar buat kamu menyampaikan pemikiran-pemikiran berhargamu. Kegiatan inti di kelas sebenernya cuma dua: presentasi dan diskusi. Di awal perkuliahan biasanya dosen yang ngasih presentasi, tapi selanjutnya adalah mahasiswa itu sendiri. Dan keluarkan kemampuan maksimalmu selama perkuliahan di kelas ini. Prepare materi presentasi dengan sebaik-baiknya dan berusaha untuk menguasai materi, berlatih untuk presentasi, serta tampil dengan maksimal dan percaya diri. Dan ketika orang lain yang presentasi (baik dosen ataupun teman), berusaha aktif selama kegiatan diskusi baik bertanya maupun menanggapi.
3. Tentang tugas. Berusahalah untuk mencicil tugas, tidak menggunakan sistem kebut semalam (seperti aku). Kenapa? Karena sebagian penilaian kita berasal dari tugas ini. Dan untuk menciptakan sebuah tugas yang maksimal, butuh referensi yang mumpuni dan analisis yang tajam, dan ini memang tidak cukup hanya semalam. Memang sih dari pengalaman aku, fine fine saja saya mengerjakan dalam waktu semalam. Tapi, ada beberapa hal yang harus dikorbankan, diantaranya: jam tidur yang dikorbankan dan hibernasi pascapengumpulan tugas merupakan hal yang tidak bisa dihindari, berebut di tempat print dengan orang lain dan terkadang menyalahkan pemilik fotokopian yang lama menjilid lah atau apalah, serta sprint ke tempat pengumpulan tugas (ruang dosen) demi mengejar batas maksimal pengumpulan tugas yang berakhir pada ngos-ngosan panjang dan keringat yang bercucuran deras.
4. Tentang pekerjaan. Buat kamu yang udah punya pekerjaan tetap, mungkin sekolah adalah urusan kedua setelah bekerja. Namun bagi kamu yang belum, well pikir-pikirlah dulu. Menurut aku sih ya, pekerjaan yang paling pas untuk mahasiswa yang tengah pendidikan S2 adalah dosen/asisten dosen. Kamu bisa melamar sebagai dosen di universitas swasta (dan tidak terkenal) yang paham kesibukan kamu sebagai mahasiswa, jadi jadwal mengajar kamu akan disesuaikan tidak bentrok dengan kuliah kamu. Kamu juga bisa mencoba menjadi asisten dosen di universitas negeri (dan favorit) dimana pastinya kamu hanya mengajar beberapa jam dalam beberapa hari, benar-benar tidak melelahkan dan tidak mengganggu jadwal perkuliahanmu, malah akan sangat mendukung kuliahmu dari segi pengayaan materi kuliah.
5. Tentang aktivitas lainnya. Untuk menunjang perkuliahan dan pengembangan kompetensimu sebagai seorang calon ilmuwan, cobalah untuk mengisi waktu luang untuk banyak membaca dan menulis. Dua keterampilan bahasa tersebut sangat diperlukan oleh mahasiswa. Membaca buku bisa tentang pendidikan yang sedang kamu tempuh, dan lebih bagus lagi kalau selain itu, karena seorang magister memang dituntut untuk memiliki pengetahuan yang luas dan dalam. Kalau keseringan membaca, biasanya kita juga akan gatal untuk menulis. Cobalah untuk menulis, mengirimkan artikel ke jurnal ilmiah ataupun tulisan populer. Atau seperti aku bikin tulisan ga jelas kaya gini :D
6. Tentang pertanyaan kapan nikah? Nah ini jenis pertanyaan yang tidak bisa dihindari apalagi di usia-usia baru lulus S1 dan baru masuk S2. Tenang aja, ga usah sakit sati kalau banyak yang nanya kaya ginian. Kita udah lagi S2 toh, lagi belajar, jadikan aja itu alasan kenapa kita belum nikah. Dan kuliah S2 ini bisa bikin muka kita terlihat lebih muda, jadi bilang aja kita masih terlalu muda untuk menikah. So, buat orang-orang yang suka nanya pertanyaan ini, daripada nanya, mending cariin upaya solutif biar orang yang ditanya cepet nikah, ya gak? :D :D :D
Udah ah sekian dulu ya, jadi baper hehehe.... Makasih udah nyimak, wassalam....
Rabu, 21 Juni 2017
Salahkah Aku?
Salahkah jika suatu saat aku merasa sedih?
Dan rasa sedih ini sulit untuk disembunyikan
hingga berat bagiku menarik bibir ke samping
dan semua tahu bahwa senyumku palsu
Salahkah jika suatu saat aku merasa sedih?
Dan rasa sedih ini sulit untuk ditutupi
hingga berat bagiku untuk tertawa ceria
dan semua tahu bahwa tawaku janggal
Salahkah jika suatu saat aku merasa sedih?
Dan rasa sedih ini sulit untuk dibendung lagi
hingga genangan air mata tak dapat tertahan
dan semua tahu bahwa aku menangis
Salahkah?
Jika pada saat itu aku ingin segera pergi
dari kerumunan dari keramaian....
Dan berlari menuju kesendirian....
Kututup pintu rapat, terkunci...
dalam kamar gelap sepi
Dan biarkan perasaan meluap sebesar-besarnya....
Dan biarkan tangisan pecah sejadi-jadinya.....
hingga parau suara ini
hingga kering air mata ini....
Hingga puas!
Hingga selesai!
Hingga aku kuat kembali....
Dan aku bangkit kembali....
Karena tak akan ada yang tahu....
Karena tak akan ada yang paham perasaan ini....
Untukmu yang tak pernah mengerti.
Bandung Utara, 22 Juni 2017
Dan rasa sedih ini sulit untuk disembunyikan
hingga berat bagiku menarik bibir ke samping
dan semua tahu bahwa senyumku palsu
Salahkah jika suatu saat aku merasa sedih?
Dan rasa sedih ini sulit untuk ditutupi
hingga berat bagiku untuk tertawa ceria
dan semua tahu bahwa tawaku janggal
Salahkah jika suatu saat aku merasa sedih?
Dan rasa sedih ini sulit untuk dibendung lagi
hingga genangan air mata tak dapat tertahan
dan semua tahu bahwa aku menangis
Salahkah?
Jika pada saat itu aku ingin segera pergi
dari kerumunan dari keramaian....
Dan berlari menuju kesendirian....
Kututup pintu rapat, terkunci...
dalam kamar gelap sepi
Dan biarkan perasaan meluap sebesar-besarnya....
Dan biarkan tangisan pecah sejadi-jadinya.....
hingga parau suara ini
hingga kering air mata ini....
Hingga puas!
Hingga selesai!
Hingga aku kuat kembali....
Dan aku bangkit kembali....
Karena tak akan ada yang tahu....
Karena tak akan ada yang paham perasaan ini....
Untukmu yang tak pernah mengerti.
Bandung Utara, 22 Juni 2017
Jumat, 09 Juni 2017
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Dalam kehidupan sehari-hari, istilah
kreatif sering dijumpai. Kreatif berhubungan dengan menciptakan sesuatu yang
unik dan berbeda (out of the box). Menurut Suryana (2013), kreativitas
adalah kemampuan kecakapan, talenta, dan sikap untuk menciptakan sesuatu yang
baru. Lebih lanjut, Suryana (2013) menyebutkan beberapa unsur kreativitas yaitu
orisinalitas, berimajinasi, inspirasi, kecerdikan, dan penemuan. Sementara
menurut Ervync (Fardah, 2002), kreativitas memainkan peranan penting dalam
siklus penuh dalam berpikir kreatif. Kreativitas dalam hal ini bukanlah
mengadakan sesuatu yang tidak ada menjadi ada, akan tetapi kreativitas adalah
kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru dengan cara membuat kombinasi,
membuat perubahan, atau mengaplikasikan ide-ide yang ada pada wilayah yang
berbeda. Menurut Krulik dan Rudnik (1995), berpikir kreatif melibatkan sintesis
ide-ide, membangun ide-ide baru, dan menentukan efektivitasnya. Sementara itu,
Coleman dan Hammen (Sukmadinata, 2004) menyatakan bahwa berpikir kreatif adalah
suatu kegiatan mental untuk meningkatkan kemurnian (originality) dan ketajaman pemahaman (insight) dalam mengembangkan sesuatu (generating). Berpikir
kreatif sangat penting untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupan
sehari-hari, sebagaimana Koutsoupidou & Hargreaves (2009) menyatakan
pentingnya berpikir kreatif baik dalam psikologi, sosial, dan pendidikan.
Berpikir kreatif dapat berkontribusi terhadap perkembangan kemampuan
pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.
Di dalam pembelajaran matematika pun,
terdapat salah satu kemampuan matematis yang perlu dimiliki peserta didik yaitu
kemampuan berpikir kreatif matematis. Kemampuan ini berhubungan dengan
bagaimana peserta didik berpikir fleksibel sehingga dapat menciptakan sesuatu
yang unik atau berbeda. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Proudfoot et al. (2015) yang menyatakan bahwa pemahaman
umum mengenai proses berpikir kreatif berkaitan dengan konsep “berpikir
divergen” – sebuah metode dimana solusi kreatif dicapai melalui pertimbangan
dari perspektif yang menyimpang dari norma/kebiasaan. Berpikir divergen artinya
peserta didik dapat berpikir banyak hal sehingga muncul ide-ide yang unik atau
di luar kebiasaan. Pendapat
tersebut juga sesuai dengan yang dikemukakan Pehkonen (Siswono, 2011) yang
menyatakan bahwa berpikir kreatif diartikan sebagai suatu kombinasi dari
berpikir logis dan berpikir divergen yang didasarkan pada intuisi tetapi masih
dalam kesadaran. Berpikir divergen fokus pada fleksibilitas, kelancaran, dan
kebaruan (Krutetskii, Haylock, dan Silver dalam Siswono, 2011). Kemampuan berpikir kreatif matematis merupakan
salah satu kemampuan high order thinking yang
hampir mirip dengan kemampuan berpikir kritis. Apabila kemampuan berpikir
kritis siswa menekankan pada berpikir mengerucut (konvergen), rasional,
pengujian kebenaran, relevansi, serta adanya pembatasan, maka kemampuan
berpikir kreatif lebih menekankan kepada berpikir divergen, pencarian alternatif/kemungkinan
jawaban yang sebanyak-banyaknya, kebebasan, serta fleksibel. Munandar (Herdian,
2010) mengatakan ciri-ciri kemampuan kreativitas yang berhubungan dengan
kognisi dapat dilihat dari keterampilan berfikir lancar, keterampilan berfikir
luwes, keterampilan berfikir orisinil, dan keterampilan menilai.
Keterampilan berpikir lancar memiliki
ciri-ciri: (1) mencetuskan banyak gagasan dalam menyelesaikan masalah; (2)
memberikan banyak cara atau saran untul melakukan berbagai hal; (3) bekerja
lebih cepat dan melakukan lebih banyak daripada yang lain. Kemampuan berfikir
luwes mempunyai ciri-ciri: (1) menghasilkan gagasan penyelesaian masalah atau
jawaban suatu pertanyaan yang bervariasi; (2) dapat melihat suatu masalah dari
sudut pandang yang berbeda-beda; (3) menyajikan suatu konsep dengan cara yang
berbeda.
Kreativitas
dalam matematika lebih pada
kemampuan berpikir kreatif.
Karena secara umum sebagian
besar aktivitas yang dilakukan seseorang
yang belajar matematika adalah berpikir.
Beberapa ahli mengatakan bahwa berpikir
kreatif dalam matematika merupakan kombinasi
berpikir logis dan berpikir
divergen yang didasarkan
intuisi tetapi dalam kesadaran
yang memperhatikan
fleksibilitas, kefasihan dan
kebaruan. Terdapat 5 macam ciri kreatif untuk mengukur kemampuan
berpikir kreatif yakni aspek (1)
Kelancaran (fluency) yaitu kemampuan
peserta didik dalam memproduksi banyak ide/gagasan untuk menyelesaikan suatu
masalah,
(2) Keluwesan (flexibility) yaitu kemampuan peserta didik untuk memberikan banyak
jawaban untuk menyelesaikan suatu masalah, (3) Keterperincian (elaboration) yaitu kemampuan peserta didik untuk menambah situasi
dalam masalah dan merincinya untuk menyelesaikan suatu masalah,
(4) Kepekaan (sensitivity) yaitu kemampuan peserta didik untuk
mengetahui/mengidentifikasi sebuah pernyataan apakah masalah atau bukan masalah, (5)
Keaslian (originality) yaitu kemampuan peserta didik untuk memberikan
ide/gagasan yang asli dan berbeda dari yang biasa dilakukan oleh kebanyakan
orang.
Menurut Lestari dan Yudhanegara (2015),
kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan untuk menghasilkan ide atau gagasan
yang baru dalam menghasilkan suatu cara dalam menyelesaikan masalah, bahkan
menghasilkan cara yang baru sebagai solusi alternatif. Terdapat lima komponen
kemampuan berfikir kreatif menurut Torrance (Budiman, 2011), yaitu:
a.
Kepekaan
(problem sensitivity) adalah kemampuan mendeteksi, mengenali, dan
memahami serta menanggapi suatu pernyataan, situasi, atau masalah;
b.
Kelancaran
(fluency) adalah kemampuan memproduksi banyak gagasan yang
mengarah pada penyelesaian suatu masalah.
c.
Keluwesan
(flexibility) adalah kemampuan menyelesaikan masalah dan
memberikan banyak jawaban terhadap suatu masalah.
d.
Keaslian
(originality) adalah kemampuan untuk mencetuskan gagasan dengan
cara-cara yang asli, tidak klise, dan jarang diberikan kebanyakan orang;
e.
Elaborasi
(elaboration), adalah kemampuan menambah suatu situasi atau masalah
sehingga menjadi lengkap dan merincinya
secara detail yang didalamnya terdapat berupa tabel, grafik, gambar, model dan
kata-kata.
Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif dalam penelitian
ini adalah kemampuan untuk dapat memahami serta menanggapi suatu masalah, memproduksi
banyak gagasan yang mengarah pada penyelesaian suatu masalah, menyelesaikan masalah
dan memberikan banyak jawaban terhadap suatu masalah, serta mencetuskan gagasan dengan cara-cara
yang asli dan jarang diberikan kebanyakan orang.
Berdasarkan pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan
bahwa salah satu cara dalam pembelajaran yang dapat mengasah kemampuan berpikir
kreatif siswa yaitu dengan model open-ended.
Contohnya guru memberikan soal “Tuliskan sebanyak-banyaknya pasangan bilangan
yang memiliki KPK 64!” dengan memberikan kebebasan kepada siswa untuk menentukan
sebanyak-banyaknya kemungkinan jawaban, kemampuan berpikir lancar dan luwes
siswa akan terasah.
Pada contoh pembelajaran lain, terdapat soal yang
dapat sekaligus memfasilitasi peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif
siswa. Misalnya guru menuliskan sebuah bilangan di balik kertas yang harus
dijawab oleh siswa dengan cara mengajukan pertanyaan sebanyak-banyaknya,
seperti “apakah bilangan tersebut merupakan kelipatan 3?” atau “apakah bilangan
terebut merupakan bilangan kuadrat?” Pada saat mengemukakan
pertanyaan-pertanyaan tersebut, kemampuan berpikir kreatif siswa terasah dengan
terus mengajukan gagasan-gagasan sebanyak-banyaknya.Sedangkan ketika guru telah
memberikan clue-clue yang didapat
dari pertanyaan-pertanyaan siswa, pikiran siswa menjadi mengerucut (konvergen)
dan mulai menebak bilangan yang dimaksud guru, pada saat itulah kemampuan
berpikir kritis siswa terasah.
Daftar Pustaka:
Budiman, H. (2011). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematis Siswa Melalui Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Software Cabri 3D. Artikel Ilmiah. [Online]. Tersedia di: http://www.pustaka.ut.ac.id/dev25/pdfprosiding2/fmipa201141.pdf (10 Desember 2015).
Fardah, D.K. (2002). Analisis Proses dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Matematika melalui Tugas Open-Ended. Jurnal Kreano, Vol. 3, No. 2.
Herdian. (2010). Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa.[Online].
Tersedia di: https://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/kemampuan-berfikir-kreatif-siswa/ diakses pada tanggal 19 November
2015.
Koutsoupidou, T. & Hargreaves,
D.J. 2009. An Experimental Study of The Effects of Improvisation on The
Development of Children’s Creative Thinking in Music. Psyochology of Music.
Jurnal. Society for Education, Music, and Psychological Research, Vol. 37 (3),
p. 251-278. (hal. 11)
Lestari, K.E. &
Yudhanegara, M.R. (2015). Penelitian Pendidikan
Matematika: Panduan Praktis Menyusun Skripsi, Tesis, dan Karya Ilmiah dengan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi Disertai dengan Model
Pembelajaran dan Kemampuan Matematis. Bandung: Refika Aditama.
Proudfoot, D. et al. (2015). A Gender Bias in The Attribution of Creativity: Archival and Experimental Evidence for The Perceived Association between Masculinity and Creative Thinking. Jurnal. Psychological Science 2015, Vol. 26 (1) 1751-1761. Tersedia di: sagepub.com.
Siswono. (2011). Level of Students's Creative Thinking in Classroom Mathematics. Educational Research and Review. 6 (7). 548-553.
Sukmadinata, N.S. (2004). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Suryana. (2013). Ekonomi Kreatif, Ekonomi Baru: Mengubah Ide dan Menciptakan Peluang. Jakarta: Salemba Empat.
Diklat Prajabatan Pola Baru
Haiii
Guyysss....
Kali
ini aku mau berbagi pengalaman tentang Prajabatan, hehehe. Siapa tau ada
Akang/Teteh yang kebetulan akan atau sedang dalam proses Prajabatan kita bisa sharing hehe. Well, apa sih prajabatan
itu? Prajabatan adalah sebuah proses pendidikan dan pelatihan yang wajib
diikuti semua Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) sebagai syarat untuk diangkat
menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Landasan yuridisnya yaitu Peraturan
Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 Tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan
Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang menetapkan bahwa diklat untuk pembentukan Calon
Pegawai Negeri Sipil (CPNS) adalah Diklat Prajabatan. Mungkin Akang/Teteh sudah tahu prajabatan dari
keluarga atau kerabat yang berprofesi sebagai PNS. Dan salah satu ciri khas
orang-orang yang sedang mengikuti Prajabatan adalah pakaiannya hitam putih
hihihiii.. Untuk dasi, beberapa instansi berbeda-beda, namun pada saat aku
mengikuti Prajabatan, siswa laki-laki harus memakai dasi biasa sedangkan siswa
perempuannya memakai dasi kupu-kupu coba, ga kaya waitresses gimanaa -____-
Aku
mengikuti Prajabatan sekitar bulan Oktober 2015 di Gedung Badan Pendidikan dan
Pelatihan Daerah (Badiklatda) Provinsi Jawa Barat yang beralamat di Jalan Windu
Kota Bandung. Angkatan kami termasuk angkatan yang menjalani Diklat Prajabatan
Pola Baru. Well, kaya gimana sih Diklat Prajabatan Pola Baru ituu? Jadi, Diklat
Prajabatan Pola Baru adalah Diklat yang memuat nilai-nilai ANEKA sebagai materi
utamanya. ANEKA itu singkatan dari Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi. Penyelenggaraan Diklat Prajabatan
tersebut mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 Tentang
Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil dan Peraturan Kepala
Lembaga Administrasi Negara Nomor 15 Tahun 2015 Tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III
yang diangkat dari Pelamar Umum. Penyelenggaraan Diklat Prajabatan bertujuan
untuk membentuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang profesional, yaitu Pegawai
Negeri Sipil (PNS) yang karakternya dibentuk oleh nilai-nilai Dasar Pegawai
Negeri Sipil (PNS), sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya secara
profesional sebagai pelayan publik. Hal
tersebut juga mengacu berdasarkan permasalahan saat ini dimana SDM aparatur yang
sepatutnya menjadi contoh panutan bagi masyarakat malah terkadang dicap negatif,
seperti yang korupsi lah, yang mangkir lah, pungli lah, kurang profesional lah,
de el el.
Diklat
juga dilaksanakan dalam dua sesi, on
class dan off class. Dalam on class,
kita diasramakan gitu lah disana, seru banget pokoknya. Kehidupan kita
sehari-hari itu, jadi pukul 03.00 kita uda pada bangun dan antri mandi, pukul
04.00 kita harus udah siap ke mesjid untuk salat Shubuh berjamaah, abis Subuh
kita tadarusan dan mendengarkan tausyiah. Yang jadi MC dan penceramahnya dari
kita-kita juga loh, bergilir ada jadwalnya. Jadi seru kaan bisa belajar jadi MC
dan penceramah. After that, kita
kembali ke kamar dan pukul 05.30 udah harus ada di lapangan untuk olahraga.
Mungkin beberapa dari kita sebel sama keseharian kaya gini yang nuntut untuk
bangun pagi banget, ga kurang diospek gimana coba.... Tapi ternyata pendidikan
ini bermanfaat banget untuk kita ke depannya. Banyak hikmah yang bisa diambil.
Untuk yang beragama muslim khususnya, kita terlatih untuk bangun dini hari,
melaksanakan ibadah salat malam sampai subuh, dan melaksanakan aktivitas
selanjutnya tanpa tidur lagi. Selain itu, karena ketika memasuki dunia PNS yang
sesungguhnya, paling tidak sebulan dua kali, kita akan melaksanakan dinas luar,
yaitu bertugas ke luar kota untuk menggali informasi, berdiskusi, dan lain
sebagainya. Dinas luas emang nyenengin karena selain bisa jalan-jalan gratis,
silaturahmi, dan dapat ilmu, kita juga dibekali uang saku hehe.... Tapi kita
juga harus rela berkorban bangun dini hari karena untuk mengejar pagi sekitar
pukul 09.00 di tempat bertugas, kita harus berangkat pagi sekali. Terus buat
apa kita olahraga tiap hari? Tentu penting banget! Selain karena penting untuk
kesehatan dan bentuk syukur kita, PNS sebagai panutan masyarakat tentu harus
menjadi pribadi yang sehat dan tangguh. Nih ya, mau jadi tentara sama polisi
aja tes kebugarannya gila-gilaan, apalahi PNS. Menurutku, PNS itu kalau punya
tubuh sehat dan ideal ga cuma bermanfaat untuk diri sendirinya aja tapi juga
pandangan orang lain. Di saat banyak yang memandang PNS itu banyak yang korupsi
makan uang haram de el el, kita tunjukkan kita engga kaya gitu. Memang sih sebagian
PNS buncit karena seringnya mengikuti rapat dan kalau dikasih snack atau
konsumsi ga tanggung-tanggung. Tapi kita sebagai agen of change harus buktikan kita ga rakus dan hidup bersahaja,
hasekkk.. Udah gitu keseharian kita ada apel berkali-kali, ada apel pagi, terus
setiap makan pagi, siang, malam juga kita baris dulu, dan apel malam pukul
21.00. Petugas apel kaya pembina upacara, pemimpin pasukan, MC, pembaca doa,
dirigen, de el el juga bergilir. Iya lah ini penting banget abisnya kan di
kantor kita masing-masing juga apel itu merupakan suatu kewajiban sebagai
bentuk loyalitas kita. Dan of course kita harus belajar jadi petugas apel.
Di
on class ini kegiatan kita kebanyakan
kuliah di kelas dengan para widyaiswara yang baik hati. Humanis banget lah
pembelajaran disana. Kita bisa dapet banyak ilmu yang bermanfaat dan diskusi
banyak hal, apalagi mungkin sebagian dari kita kena cultural shock ketika pertama kali memasuki dunia PNS. Ini juga
mungkin menjadi ajang bagi para widyaiswara untuk membentuk calon PNS yang berkarakter
dan memiliki idealisme yang baik. Abis gitu like
usual, kita dikasih tugas. Dan of
course tugas itu kita kerjakan di kamar masing-masing sehabis apel malam.
Jadi waktu tidur kita saat itu hanya kurang lebih 3 sampai 4 jam lah hehehe,
ini bagus loh karena kan emang kita ga boleh kebanyakan tidur.... Di dalam on class ini kita juga menyusun
rancangan aktualisasi yang akan diseminarkan di akhir on class dan diimplementasikan pada saat off class. Aktualisasi itu jadi kaya kita kembali ke kantor
masing-masing untuk bekerja dan bagaimana caranya menerapkan nilai ANEKA dalam
setiap pekerjaan kita, lalu kita buat laporannya. Keren banget kan, jadi kaya
nyusun skripsi atau tesis gitu... Ada seminar proposal, terus penelitian,
bimbingan, dan sidang hehehe.. Nah di masa menjelang akhir on class juga kita dibagi coach
atau kalau di kuliah ma dosen pembimbing lah yang akan membimbing kita menyusun
laporan aktualisasi. Saat seminar rancangan, like usual kita presentasi di
depan beberapa penguji. Kita juga didampingi mentor atau atasan langsung kita
dari kantor masing-masing. Kita harus dapat meyakinkan penguji bahwa rancangan
aktualisasi kita itu dapat diimplementasikan dan mengandung nilai-nilai ANEKA. Oh
iya, di akhir on class juga kita
mengikuti tes tulis berupa soal-soal materi yang telah kita dapatkan selama di
kelas.
Next, memasuki masa off class, kita sedih banget.... Gimana enggak, kita udah bareng
selama kurang lebih dua pekan terus harus pisah lagi untuk kembali ke kantor
masing-masing. Terutama sama teman sekamar ma sedih banget lah, 24 jam nonstop
atuh sama mereka terus hehehe.... Memang sih masa Prajab belum berakhir, tapi
ketika kita kembali lagi untuk sidang akhir kan udah kita cuma sidang aja engga
akan babarengan lagi.. Well, kita pun kembali ke kantor masing-masing
menjalankan rutinitas seperti biasanya, namun masih menggunakan baju hitam
putih dan nametag sebagai penciri bahwa kita sedang Diklat (dan diharapkan
tidak diberi tugas yang di luar kepentingan Diklat, hehehehe). Selama off class kita sambil nyusun laporan
aktualisasi dan ngumpulin evidence-nya.
Evidence itu kaya buktinya gitu,
macam foto kita lagi rapat misalnya, atau berkas kaya surat disposisi dari
atasan, atau juga notula kita hasil mengikuti rapat. Di masa-masa ini juga kita
kadang ke Asrama Windu lagi untuk bimbingan dengan coach. Di akhir masa off
class, kita kembali lagi ke Windu, menginap semalam, dan besoknya Sidang
Aktualisasi.
Well
begitulah kira-kira gambaran sedikit tentang Diklat Prajabatan yang pernah aku
ikuti. Intinya aku seneng banget dan puas ikut Diklat saat itu! J see you....
Langganan:
Postingan (Atom)