Haiiiiii jumpa lagi dengan saya
yang sudah lama tidak berkoar-koar di blog. Maklum, mau curcol teh asa ironi
gituu tesis aja belum ada progress lagi, masak mau nulis yang gepete. Tapi
gapapalah ya, mumpung sekarang kebetulan di kantor sedang agak santai, sepi,
orang-orang pada dinas luar, khususnya mah atasan langsung saya sedang bertugas
di luar hihihii.. Maaf, bukan bermaksud gabut tapi yaa ingin memanfaatkan waktu
aja dengan hal-hal yang saya sukai. Well, udah dari sejak lama saya ingin post
mengenai CPNS. Cuma kan konteks CPNS itu luas ya, saya sebenarnya benar-benar
ingin share dari mulai pengalaman saya sekecil apapun. Cuma kalo kali ini saya
sedang tertarik memposting “MITOS DAN FAKTA PENERIMAAN CPNS”. Gara-garanya
kemarin-kemarin saya sempat dengar akan ada penerimaan CPNS kembali tahun 2016
ini. Banyak teman yang bertanya kepada saya mengenai kebenaran berita tersebut,
namun saya pribadi belum dapat menentukan hal tersebut hoax atau bukan. Saya hanya
menjawab berdasarkan pengetahuan dan pengalaman saya. Saya sendiri seringkali gatal
dengan beberapa anggapan mengenai sistem penerimaan CPNS yang bagi saya itu
sangat kuno dan sekarang sudah tidak berlaku lagi. Baik, berdasarkan kegatalan
saya tersebut, saya pun berusaha sedikit-sedikit mensosialisasikan
kebenaran-kebenaran dan ketidakbenaran-ketidakbenaran seputar penerimaan CPNS
melalui postingan saya ini.
MITOS:
1. Menjadi
seorang CPNS adalah hal yang sangat sulit sehingga bisa menjadi CPNS disebut
sebagai sebuah keajaiban.
2. Info
resmi penerimaan CPNS didapatkan dari mulut ke mulut, kurang terbuka, agar
hanya kerabat-kerabat ‘orang dalam’ saja yang mendapatkan informasi tersebut.
3. Kalau
ingin jadi CPNS harus menjadi pegawai honorer terlebih dahulu selama
bertahun-tahun.
4. Kalau
mau lolos CPNS, harus punya ‘orang dalam’ yang minimal-minimal pejabat Eselon
IV.
5. Kalau
mau lolos CPNS, harus pake uang ratusan juta.
6. Seleksi
administrasi CPNS sangatlah ribet.
7. Hasil
tes CPNS tidak akan berpengaruh apapun karena pada ujung-ujungnya penerimaan
CPNS sangat berbau KKN.
8. Penempatan
CPNS tergantung dari domisili kita.
9. Soal-soal
tes CPNS sangat sangat amat sulit.
Beberapa pernyataan di atas sangat amat tidak benar.
Faktanya....
FAKTA:
1.
Menjadi CPNS merupakan hal yang relatif mudah,
usaha-usaha untuk menggapainya juga sangat konkret, sehingga hal tersebut
merupakan pencapaian yang lumrah dalam kehidupan ini.
2.
Seiring berkembangnya zaman, teknologi khususnya
di bidang informasi pun berkembang pesat. Sehingga informasi mengenai
penerimaan CPNS pun sangat terbuka. Internet menjadi kebutuhan pokok masyarakat
di era modern. Berbagai sistem penerimaan pun hampir disosialisasikan melalui
media ini. Kita harus cerdas dalam memfilter informasi, jangan sampai terjebak
dalam info-info hoax. Informasi mengenai penerimaan CPNS hanya tersedia di
website resmi Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(Kemenpan-RB) dan juga Badan Kepegawaian Negara (BKN). Berbagai informasi
lengkap dan jelas tersedia disana. Pendaftaran awal pun dilakukan dengan cara
menginput data kita di website tersebut. Jangan pernah percaya akan omongan
orang-orang yang sekiranya kurang dapat dipercaya, misal: “Kata Bapak A,
pembukaan CPNS udah mulai, daftarnya ke Bapak A juga. Ayo ke rumahnya Bapak A
sambil bawain kue.” Nah, hal-hal kaya gitu ga bener banget. Bayangin aja, yang
tau tentang pendaftaran CPNS Cuma yang kenal sama Bapak A aja dong. Di zaman
keterbukaan informasi sekarang ini, semua orang punya hak yang sama dalam
memperoleh informasi. Asal sekali lagi, cerdas memilih dan memilah sumber yang
valid. Oleh karena itu, kita harus selalu update info-info dari website
Kemenpan atau BKN.
3.
Banyak orang yang terjebak dengan cara menjadi
pegawai honorer dengan gaji yang sangat kecil, jauh di bawah UMR demi penantian
untuk menjadi seorang CPNS. Hal ini khususnya terjadi di sekolah. Banyak yang
beranggapan, kalau dengan menjadi pegawai honorer beberapa tahun, kita akan
dimudahkan untuk menjadi CPNS. Saya selalu sedih ketika mengingat guru honorer
yang gajinya sangat amat kecil, sekitar 300 ribu perbulan. Banyak rekan saya
yang menjadi guru honorer dan bertahan dengan profesi tersebut dengan alasan “agar
mudah diangkat menjadi CPNS”. Sekali lagi, saya tegaskan anggapan tersebut
sangatlah amat tidak benar. Kalau alasannya, ingin mencari pengalaman atau
ingin mengabdikan diri di dunia pendidikan, saya sangat acungi jempol. Namun
kalau hanya untuk menjadi CPNS, saya rasa tidak perlu menunggu penantian
bertahun-tahun dengan gaji yang sangat teramat kecil. Kalau menjadi pegawai
honorer di instansi pemerintah yang memang memberi gaji yang memadai tidak
masalah, namun kalau di sekolah khususnya SD saya kurang setuju. Bukan apa-apa,
menurut saya, kalau memang bercita-cita ingin menjadi seorang CPNS, lebih baik
sambil menunggu pembukaan CPNS, mencari pekerjaan dengan gaji yang memadai
sambil berlatih CPNS. Saya juga pernah menjadi honorer dengan niat mengabdikan
diri dan memanfaatkan waktu saja, tidak melihat nominal gaji. Namun ketika saya
merasa pekerjaan tersebut membebani saya sehingga saya kurang ada waktu untu berlatih
soal-soal CPNS yang menjadi prioritas saya, saya mengajukan resign. Sulit sekali mengajukan resign
pada saat itu. Salah seorang guru berkata kepada saya, “Sayang Neng, kalau
resign. Kalau udah kerja bertahun-tahun, gampang diangkat jadi CPNS-nya.” Saya
hanya manut-manut saja pada saat itu, padahal saya yakin kalau mau jadi CPNS
tidak harus menunggu bertahun-tahun. Asalkan kita berusaha sungguh-sungguh dan
maksimal dalam setiap tahapan, insya Allah kita mampu bersaing dengan orang
lain. Saat itulah saya bertekad dalam hati, “Ya Bu, tapi saya tidak akan
seperti Ibu yang menjadi pegawai honorer beberapa tahun untuk diangkat menjadi
PNS. Saya akan langsung menjadi PNS karena kemampuan saya saat tes CPNS.”
4.
Ini berhubungan dengan poin nomor 2. Banyak orang
yang langsung tiba-tiba melakukan pendekatan dengan orang-orang yang dianggap ‘orang
dalam’. Yang disebut orang dalam disini contohnya pejabat-pejabat BKD. Ayah
saya sempat berkarier di BKD dan pernah beberapa kali menerima orang-orang yang
datang dan berupaya agar diangkat menjadi CPNS. Ini benar-benar anggapan yang
kuno. Mungkin dulu pernah ada masa dimana untuk menjadi CPNS harus melakukan
ritual seperti ini terlebih dahulu. Namun hey, ini zaman canggih, Broo.... Jangan pernah mempercayakan keberuntungan
kepada orang lain. Saya tegaskan, PERCAYALAH TERHADAP KEMAMPUAN DIRI SENDIRI.
Ayah saya juga berupaya mensosialisasikan kepada warga masyarakat bahwa
penerimaan CPNS zaman sekarang itu benar-benar objektif. Tidak perlu melakukan
pendekatan atau kirim-kirim kue kepada siapapun. Lebih baik kuenya dimakan oleh
kita sendiri sebagai cemilan di sela-sela berlatih soal-soal CPNS, okay? ;)
5.
Saudara saya pernah tertipu dengan salah seorang
oknum yang mengatakan bahwa kalau ingin jadi CPNS, harus bayar ratusan juta.
Sayang sekali, saudara saya ini telah terlanjur mengeluarkan uang tersebut dan
memang hal tersebut adalah hoax. Saya
juga sangat menyayangkan kenapa saudara saya tersebut tidak berdiskusi dengan
saya yang tidak mudah percaya kepada orang lain ini. Penerimaan CPNS saat ini benar-benar
mengandalkan kemampuan otak sendiri, bukan kemampuan dompet sendiri. Lebih baik
uang yang kita punya kita belikan buku-buku latihan CPNS.
6.
Memang banyak orang yang malas untuk mendaftar
CPNS karena ribetnya seleksi administrasi, harus ada kartu kuning lah, harus
ada surat keterangan catatan kepolisian lah, dan sebagainya. Memang mitos nomor
6 ada benarnya juga, agak ribet mengurus surat-surat, kita harus mengorbankan
waktu kita untuk berkeliling ke setiap loket dan mengantri. Sebenarnya, pada
penerimaan CPNS tahun 2014, seleksi administrasi tidak lagi seribet itu. Hanya
ada beberapa surat saja yang perlu kita urus, tidak sebanyak sebelumnya. Kalau
tidak salah, hanya membuat surat keterangan sehat, bebas narkoba, dan surat
keterangan catatan kepolisian saja. Namun ya untuk berjaga-jaga, tidak ada
salahnya juga mengurus surat yang lainnya.
7.
Lolos atau tidaknya kita menjadi CPNS SANGAT
BERGANTUNG PADA HASIL TES CPNS. Sejak tahun 2013, seleksi CPNS menggunakan
aplikasi CAT (Computer Assissted Test)
dimana kita mengerjakan langsung di komputer, dan penggunaannya pun sangat
mudah, lalu selesai mengerjakan kita langsung mengetahui skor hasil tes kita.
Ketika kita keluar dari ruangan tes, kita dapat melihat papan berjalan berisi
skor seluruh peserta tes yang telah diranking. Benar-benar terbuka, bukan? Jadi
setelah itu, kita dapat memprediksi kita lolos atau tidak. Apabila skor kita
bagus dan berada di posisi atas, kita dapat lebih tenang. Dengan adanya
keterbukaan informasi seperti ini, kita memiliki bukti otentik. Misalnya,
ketika pengumuman resmi kelulusan CPNS keluar namun nama kita tidak lolos
padahal kita mendapatkan skor yang bagus, kita dapat melakukan protes kepada
pihak panitia. Hasil CAT ini benar-benar tidak dapat diganggu gugat.
8.
Sistem penerimaan CPNS sekarang ini sangat
terbuka. Di website Kemenpan maupun BKN, tersedia lowongan-lowongan instansi
dan formasi jabatan untuk CPNS. Kita dapat memilih dimanapun di seluruh
Indonesia. Orang Kabupaten Kuningan tidak harus mendaftar sebagai CPNS Pemkab
Kuningan, bisa saja misalnya mendaftar di Pemprov Papua selagi instasi dan
formasi jabatannya tersedia.
9.
Bagi saya, soal-soal yang diujikan dalam tes
CPNS tidak sesulit soal-soal SNMPTN. Maklum, saya gagal saat mengikuti SNMPTN,
hehehe.. Soal SNMPTN IPA sarat dengan hitungan dan rumus Matematika yang sangat
rumit, pada saat itu saya belum terlalu suka Matematika. Soal tes CPNS hanya
terdiri dari Tes Karakteristik Pribadi, Tes Wawasan Kebangsaan, dan Tes
Intelegensia Umum. Tes Karakteristik Pribadi (TKP) ini yang paling gampang,
soal-soalnya seperti soal-soal PKn SD. Kita tinggal memilih jawaban yang paling
ideal saja (tidak perlu sesuai dengan kebiasaan kita, yang penting kita ada
niat untuk mengambil sikap yang terbaik hehehe). Contoh soalnya semacam: “Ketika
sedang mengikuti rapat, lalu ada anggota keluarga yang sakit, apa yang akan
Anda lakukan?” gitu-gitu lah, intinya kan kita memilih jawaban yang paling
bijak dan sesuai dengan etika. Kalau Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) ini yang
dianggap paling sulit diantara dua jenis soal lainnya. Tes ini berupa soal-soal
materi PKn dan Sejarah sekolah menengah, seperti Pancasila, UUD 1945, Sistem
Pemerintahan Orde Lama dan Orde Baru, gitu-gitu dah. Pokoknya tinggal baca buku
pelajaran PKn dan Sejarah SMA deh. Beberapa teman saya gagal tes CPNS karena
skor TWK-nya di bawah passing grade. Jadi memang diperlukan hapalan yang kuat
untuk menguasai TWK ini. Nah kalau Tes Intelegensia Umum (TIU) itu seperti
psikotes, semacam deret bilangan, padanan kata, silogisme, perbandingan, dan
sebagainya. Kita tinggal sering-sering berlatih psikotes saja, hitungannya pun
tidak sulit.
Jadi, pesan dari saya, intinya kita harus menjadi anak muda
yang cerdas, kritis, dan melek informasi. Percayalah pada kemampuan diri
sendiri, berdoa, dan minta restu orang tua. Insya Allah ketika ada niat yang
baik dan kita selalu optimis, Allah akan memudahkan. Aamiin....
CPNS dengan Pakaian Dinas Harian (PDH) warna khaki